Suatu siang, lepas dluhur, saya mendapatkan kunjungan kehormatan dari seorang anggota DPR RI Fraksi PKB, Agus Sulistiyono. Sebagai seorang warga biasa, yang tidak memiliki akses terhadap orang-orang penting di Jakarta, tentu kunjungan seorang pejabat negara ke rumah saya ini sungguh menggembirakan.
Apalagi kehadiran sang pejabat ini, karena ingin mengobati rasa ingintahunya, tentang rupa batik abstrak yang saya buat, sejak enam bulan lalu, itu. Agus Sulistiyono bahkan merasa penasaran banget, seperti apa bentuknya batik abstrak dan bagaimana cara membuatnya. Dan siapa sebenarnya orang yang telah membuat gempar dunia maya dengan banyaknya tayangan dan komentar tentang batik abstrak.
"Ini sangat fenomenal, tidak pernah terjadi sebelumnya. Hampir di seluruh media sosial, klik batik abstrak, waouu bejibun. Dan tidak banyak tokoh yang disebut di situ, kecuali Suyono Sugondo, dan Amri Yahya, Sugito, Ponang. Ini gila! " kata Agus Sulistiyono.
Menurut Agus Sulistiyono, jika fenomena batik abstrak ini dikelola dengan baik, ditangani dengan baik, tentu juga tulus, maka akan menjadi trend fashion nasional dalam tempo dekat. Karena semua orang suka, semua orang menyanjung, semua orang bahkan pengin membeli. Mulai dari pejabat negara, hingga rakyat biasa.
"Ini benar-benar fenomenal. Saya yakin kalau, batik abstrak karya Suyono Sugondo, ini bakal menggoyang pasar fashion batik di Tanah Air,:" katanya. Tentu saya agak malu, mendapatkan pujian selangit dari seorang pejabat negara.
Maka Agus Sulistiyono pun membeli beberapa lembar kain batik abstrak buatan saya dan membawanya pulang ke Jakarta. Ya, Tuhan, Agus Sulistiyono terbang dari Jakarta ke Kulonprogo, hanya ingin melihat langsung wujud batik abstrak. Bukan foto _ yang kadang menipu - atau cerita orang yang kadang melebih lebhkan.
Yang tidak terduga, setelah sampai di Senayan, Agus Sulistiyono mengkontak saya, dan minta dibuatkan batik abstrak dengan warna dominan hijau PKB untuk para petinggi DPP PKB, sebanyak 12 potong. dan seminggu kemudian anggota DPR RI dari PKB itu kembali melirik batik abstrak warna hitam yang di upload teman saya di sebuah facebook.
Ini sungguh sebuah peristiwa yang harus saya maknai sebagai awal "perjuangan" mengelola boming batik abstrak. tetapi juga sekaligus sebagai sebuah peringatan, bahwa gagasan menciptakan batik abstrak, batik tanpa pakem motif, atau yang biasa disebut sebagai batik "cumleng" atau batik ngawur itu akan menemui sebuah situasi dimana saya harus tidak banyak istirahat karena makin banyak orang order. Sementara, batik abstrak ini saya kerjakan dengan manual, dengan hand made total, dan semi lukis. Sehingga tidak mungkin bisa diproduksi besar-besaran seperti batik printing, pabrikan, atau batik cap, yang melepas cita rasa seni fashion.
Pesan singkat ini kembali membuat saya berpikir, darimana Pak Toyo Santoso Dipo tahu ada batik abstrak, super cumleng atau batik ngawur sedunia itu. Yang saya tahu beliau bukan tipe pejabat yang suka main gadget, atau sering sering buka handphone. Tetapi sungguh luar biasa senang rasanya, karena batik abstrak yang coba saya pikirkan beberapa tahun terakhir kini menggel;itik banyak orang, menggoda iman para pejabat.
Bukan itu saya, beberapa hari ini saya benar benar mendapatkan banyak kejutan. Karena di media sosial, makin banyak orang meng upload foto, mengenakan batik abstrak baik untuk hem, jarit, atau sekedar dililitkan ditubuhnya. Ini benar-benar sebuah tahapan menggeliat dari dinamika usaha yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya.Â
Yang pasti, batik abstrak, atau batik tanpa pakem motif, yang biasa disebut juga batik cumleng (batik pusing, bahasa jawa, red) meski dianggap sebagai pemberontak budaya batik pakem yang telah berusia ratusan tahun, namun nyatanya makin banyak diburu orang karena disukai. Dicari karena diminati, dan pelan tapi pasti makin banyak orang yang tergoda imannya setelah melihat wujud asli batik abstrak. Semoga jalanku semakin lurus ke depan...amin...
Salam Pak Dhe Gondo