Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Dad Brain", Saat Laki-laki Telah Menjadi Ayah

18 November 2022   14:44 Diperbarui: 18 November 2022   14:50 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen pribadi, by Canva

Catatan Laki-laki (11)

"The researchers identified that the most significant changes in the expectant fathers occurred in the cortex --- the brain's outer layer managing attention, planning, and executive functioning" --Tony Hicks, 2022.

Apa yang berubah pada laki-laki, setelah ia benar-benar menjadi ayah? Ajaib, ternyata Allah telah mendesain otak laki-laki untuk berubah ketika ia memiliki anak. Perubahan ini untuk membantunya melaksanakan peran peradaban dalam mengasuh dan mendidik anak.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Cerebral Cortex menemukan beberapa perubahan pada otak laki-laki setelah menjadi ayah. Perubahan otak pada ayah baru, sebagian besar berada pada area yang terkait dengan empati dan pemrosesan visual.

Para peneliti meyakini perubahan tersebut berkontribusi pada neuroplastisitas, yaitu kemampuan otak untuk membuat dan membentuk koneksi sinaptik baru untuk beradaptasi dengan pengalaman baru. "Menjadi orang tua memerlukan perubahan pada gaya hidup dan biologi," kata Darby Saxbe, profesor psikologi dan penulis senior studi tersebut.

"Menjadi ayah memerlukan keterampilan baru, seperti keterampilan empati terhadap kondisi bayi," lanjut Saxbe.

Masa Transisi Bagi Laki-laki

"Parents who have poor parental psychological adjustments tend to be less involved with their children. Engaging with an infant can help produce positive effects in terms of responsiveness and attentiveness" --Cook-McKay, 2022.

Studi tersebut melakukan pemindaian otak dari 40 calon ayah; 20 tinggal di Amerika Serikat dan 20 di Spanyol. Para peneliti juga mengamati 17 ayah tanpa anak di Spanyol. Para peneliti mengidentifikasi bahwa perubahan paling signifikan pada calon ayah terjadi di korteks, sebuah lapisan luar otak yang mengelola perhatian, perencanaan, dan fungsi eksekutif.

Perbandingan yang dilakukan sebelum dan sesudah bayi lahir menunjukkan perubahan, di mana otak memproses informasi visual dan area yang merupakan bagian dari jaringan mode default otak. Ayah tanpa anak tidak memiliki perubahan seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun