Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tetap Berbuat Kebaikan, Meski Tampak Kecil dan Ringan

18 April 2022   16:16 Diperbarui: 18 April 2022   16:35 2023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak berbuat kebaikan adalah karakter manusia beriman. Allah menghadirkan karakter itu dalam jiwa manusia beriman, sampai kebaikan menjadi kepribadian dan instink yang paling mendasar. Allah telah mengarahkan hamba yang beriman, agar selalu memproduksi kebaikan, dengan serangkaian perintah dan motivasi.

Allah telah memerintahkan orang beriman agar berbuat kebaikan. Allah menyatakan bahwa Ia menyukai hamba yang berbuat baik. Hal ini untuk memotivasi insan beriman untuk terus menerus melakukan kebaikan tanpa boisan. Firman Allah, "Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik" (QS. Al-Baqarah :195).

Bukan Soal Besaran Kebaikan

Beberapa kalangan manusia ada yang mampu melakukan banyak kebaikan dalam nilai yang besar dan hebat. Seperti Utsman bin Affan yang sangat dermawan. Dikisahkan, saat Perang Tabuk, Utsman menyediakan 300 ekor unta dan 1.000 dinar dari harta pribadinya untuk perbekalan perang.

Utsman bin Affan membeli sebuah sumur milik orang Yahudi di Madinah dan diwakafkan untuk kepentingan umat Islam hingga hari ini. Sumur tersebut sudah berusia lebih dari 1.400 tahun, namun masih mengalirkan air dan dimanfaatkan masyarakat sekitar. Utsman adalah saudagar kaya yang sangat dermawan, dan mudah memberikan banyak bantuan kepada umat Islam.

Namun, tidak semua orang mampu seperti Utsman, kendati ingin melakukannya. Kebaikan yang dilakukan Utsman memang sungguh luar biasa. Namun jika kita tak mampu menyamai atau mendekati Utsman, janganlah berputus asa. Tetaplah melakukan kebaikan, sesuai dengan kemampuan.

Terkait amal kebaikan, sebenarnya yang paling penting bukanlah besarannya. Namun rutinitas atau kesinambungannya. Allah menyukai amal kebaikan yang rutin dan berkesinambungan, meskipun sedikit atau kecil. Rasulullah saw bersabda,

"Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang rutin dilakukan meskipun sedikit". (HR. Bukhari dan Muslim).

Jika tidak memiliki harta yang banyak, kita tetap bisa berbagi dan peduli, sesuai kondisi. Andai hanya memiliki sebutir kurma, dengannya kita bisa berbagi kepada orang lain yang memerlukannya. Nabi saw bersabda, "Selamatkanlah diri kalian dari neraka walau hanya melalui sedekah dengan sebelah kurma" (HR. Bukhari no. 1417).

Sebelah bagian kurma pun bisa menyelamatkan seseorang dari api neraka. Mengapa memberi hanya sebelah bagian? Karena hanya itu yang bisa ia lakukan. Allah memberikan penghargaan bukan saja kepada mereka yang memiliki banyak fasilitas. Dengan kondisi terbatas sekalipun, amal manusia memiliki nilai di hadapan Allah Ta'ala.

Jika kita memiliki kesempatan untuk melakukan kebaikan, lakukan saja tanpa harus menunggu kesempatan besar. Ada hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari yang bisa kita lakukan. Misalnya menyingkirkan gangguan dari jalan, sehingga perjalanan para  pengguna jalan bisalancar. Rasulullah saw bersabda:

"Sungguh, aku melihat seseorang bolak-balik (bersenang-senang) di surga dengan sebab sebatang pohon yang ia potong dari jalan karena mengganggu kaum Muslimin" (HR. Muslim no. 1914).

Dengan amalan yang tampak ringan dan sederhana, bisa membawa pelakunya memasuki surga Allah. Ternyata surga bukan hanya diberikan kepada mereka yang amal kebaikannya sangat istimewa. Ada tindakan yang tampak sederhana dan bisa membawa pelakunya ke surga. Nabi saw bersabda,

"Ada laki-laki yang melewati batang pohon yang berada di tengah jalan, lalu ia berkata, 'Demi Allah, saya akan menyingkirkannya agar tidak mengganggu kaum Muslimin.' Maka (dengan itu) ia dimasukkan ke surga." (HR. Muslim no. 1914).

Bahkan jika tidak memiliki harta untuk diberikan, kebaikan tetap bisa dilakukan untuk orang lain. Berwajah cerah saat bertemu saudara sesama muslim adalah perbuatan baik. Nabi saw bersabda, "Janganlah engkau menyepelekan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan wajah yang cerah tatkala bertemu dengan saudaramu" (HR. Muslim).

Bukan saja diberikan pahala, bahwa Allah menyatakan terimakasih kepada pelaku kebaikan di sunia. Nabi saw bersabda, "Suatu hari seseorang melewati sebuah jalan lalu mendapati dahan berduri di jalan tersebut. Lalu ia menyingkirkannya, kemudian dengan itu Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuninya" (HR. Bukhari no. 652 dan Muslim no. 1914).

Mumpung Ramadan, mari perbanyak amal kebaikan. Walau tampak kecil, ringan dan sederhana, jangan pernah menyepelekannya. Sebab kita tidak pernah tahu, dari pintu mana kita akan masuk surga.

Selamat menikmati ibadah Ramadan pada pertengahannya. Semoga selalu istiqamah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun