Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengawali, Menjalani dan Mengakhiri Pernikahan dengan Benar

9 Desember 2018   16:22 Diperbarui: 9 Desember 2018   16:28 1437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wildsecretsafaris.com

Untuk mengetahui contoh praktis mu'asyarah bil ma'ruf, telah ada keteladanan dalam kehidupan keluarga Nabi Saw dengan para istri beliau. Silakan simak kembali di sini.

Mengakhiri Dengan Benar

Seorang teman bertanya kepada saya, "Apakah kita akan mengakhiri keluarga?" Jawaban saya, yess. Semua keluarga akan berakhir. Menurut teori Duvall dan Miller, keluarga akan melewati delapan tahap, dan setelah itu berakhir, yaitu ketika suami dan istri sudah meninggal keduanya. Berakhirlah perjalanan satu keluarga di dunia. Namun akan melalui kehidupan berikutnya di akhirat yang kekal abadi. Nah, inilah "akhir" itu. Yaitu akhirat.

Dan kehidupan pernikahan kita akhiri dalam naungan Al Qur'an, yaitu akhir yang baik. Husnul khatimah. Hidup bahagia di surga bersama keluarga. Inilah akhir yang indah sebagaimana arahan Al Qur'an:

"Dan orang-orang beriman, berserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan. Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga) dan kami tidak mengurangi sedkitpun pahala amal (kebajikan) mereka" (QS. Ath Thur: 21).

Demikian pula firman Allah yang menceritakan doa malaikat pemikul 'Arsy, "Ya Rabb kami masukanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang shalih diantara nenek moyang mereka, istri-istri dan anak keturunan mereka. Sungguh Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (QS. Ghafir: 8).

Juga firman Allah Ta'ala, "(yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu" (QS. Ar Ra'du : 23).

Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab tafsirnya memberikan penjelasan, Allah Ta'ala akan mengumpulkan mereka berserta anak keturunannya agar menyejukkan pandangan mereka karena berkumpul pada satu kedudukan yang berdekatan. Artinya, akan Kami samakan mereka pada satu kedudukan agar mereka merasa tenang. Bukan dengan mengurangi kedudukan mereka yang lebih tinggi, sehingga bisa setara dengan mereka yang rendah kedudukannya, namun dengan Kami angkat derajat orang yang amalnya kurang, sehingga Kami samakan dia dengan derajat orang yang banyak amalnya. Sebagai bentuk karunia dan kenikmatan yang Kami berikan.

Dalam kitab tafsir Ibnu Katsir dinukilkan satu riwayat dari Said bin Jubair: Tatkala seorang mukmin memasuki surga maka ia akan menanyakan tentang bapaknya, anak-anaknya dan saudara-saudaranya dimanakah mereka? Maka dikatakan kepadanya bahwa mereka semua tidak sampai pada derajatmu di surga. Maka orang mukmin tersebut menjawab : Sesungguhnya pahala amal kebaikanku ini untukku dan untuk mereka.' Maka mereka (keluarganya) dipertemukan pada satu kedudukan dengannya.

Menurut Ibnu Katsir, Allah menghimpunkan mereka bersama kekasih-kekasih mereka di dalam surga, yaitu bapak-bapak mereka, keluarga mereka, dan anak-anak mereka yang layak untuk masuk surga dari kalangan kaum mukmin, agar hati mereka senang. Sehingga dalam hal ini Allah mengangkat derajat orang yang berkedudukan rendah ke tingkat kedudukan yang tinggi sebagai anugerah dari-Nya dan kebajikan-Nya, tanpa mengurangi derajat ketinggian seseorang dari kedudukannya.

Kita mengawali keluarga dengan benar, kita menjalani kehidupan keluarga dengan benar, dan kita mengakhiri keluarga dengan benar. Inilah akhir itu, yaitu surga Allah di akhirat kelak. Sangat berharap, kita semua kelak tetap bersatu dengan keluarga di surga. Tidak tercerai beraikan. Tetap bahagia hingga di surga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun