Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa Lelaki Tidak Segera Melamar Perempuan yang Lama Dipacarinya?

19 Juni 2018   10:54 Diperbarui: 19 Juni 2018   13:11 3512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: shutterstock

Ada yang unik dalam interaksi lelaki dan perempuan sebelum mereka memutuskan menikah. Banyak dijumpai pasangan yang menjalin hubungan khusus, bahkan tidak jarang sampai kepada melanggar larangan agama dan kepatutan sosial, namun hubungan itu kandas sebelum berlabuh ke pelaminan. Pacaran sudah dilakukan bertahun-tahun, namun tidak membuat mereka bisa menautkan cinta secara legal formal ke jenjang pernikahan.

Dari sudut pandang laki-laki, dipahami bahwa mereka tidak bisa cepat mengambil keputusan menikah sebelum mencapai batas ambang kesiapan. Walau sudah menjalin hubungan cukup lama, tidak serta merta membuat laki-laki mantap memutuskan untuk segera berproses menuju pernikahan.

Psikiater Alan Gratch, PhD pernah melakukan penelitian tentang faktor penting yang mendorong lelaki untuk berkomitmen lebih serius dalam menjalin hubungan dengan perempuan. Faktor penting itu adalah tentang kesiapan menikah.

Banyak perempuan berpikir bahwa lelaki pasti akan segera melamar jika dia sudah menemukan perempuan idaman yang paling cocok dengan harapannya. Perempuan juga berpikir bahwa lelaki pasti akan melamar jika dia memang benar-benar cinta. Tapi Alan Gratch berpendapat berbeda.

Ternyata cinta dan kecocokan saja tidak cukup bagi lelaki untuk segera melamar dan menikahi kekasihnya. Ada faktor yang sangat penting bagi laki-laki, yaitu kesiapan. Inilah yang menjadi faktor penting bagi laki-laki untuk dengan mantap melakukan proses serius menuju pernikahan.

Selama 25 tahun, Gratch telah meneliti dunia percintaan antara laki-laki dan perempuan sebelum menikah. Ia menemukan, sebanyak 49% lelaki menikah karena faktor telah menemukan "the one", sedangkan 51% lelaki menikah karena faktor kesiapan. Kecocokan itu memang penting bagi kaum lelaki, namun jika kesiapan dalam dirinya belum memadai, maka tidak ada yang dapat memaksanya untuk menikah, bahkan oleh perempuan yang telah merasa sebagai "the one" bagi lelaki itu sekali pun.

Tetapi anehnya, lelaki akan mudah menemukan perempuan yang tepat di saat ia merasa telah siap untuk menikah. Tidak memerlukan waktu yang terlalu lama bagi laki-laki untuk segera menemukan jodohnya saat ia sudah merasa memiliki kesiapan menikah. Jadi, tidak peduli seberapa intens interaksi dengan seorang perempuan, tidak peduli seberapa lama hubungan mereka bangun, tidak peduli seberapa kuat ikatan sudah mereka jalin, jika memang lelaki merasa belum siap menikah, ia tidak akan menikahi kekasihnya itu. Namun bila dia sudah siap menikah, tidak sulit baginya untuk menemukan perempuan yang dia anggap cocok, dan dalam waktu yang tidak lama ia memutuskan untuk menikah.

Banyak ditemukan di luar sana "kisah kasih" yang berujung sedih. Pihak perempuan yang mendesak untuk segera dinikahi, ternyata bertemu laki-laki yang belum memiliki kesiapan menikah. Ketika ia mendesak terus agar pacarnya segera bertanggung jawab dengan meminang dan akad nikah, justru hal itu dianggap sebagai paksaan yang tidak menyenangkan hatinya. Bahkan laki-laki bisa menganggap pacarnya terlalu dominan, sehingga ia tidak respek dan menjadi ragu-ragu untuk menikah dengannya.

Bagi kaum laki-laki, kesiapan menikah memang tidak bisa dipaksakan. Namun, kesiapan menikah tentu bisa diupayakan dengan serius. Oleh karena itu, hal yang penting untuk dilakukan laki-laki dan perempuan lajang adalah mempersiapakan diri menuju gerbang kehidupan berumah tangga dengan persiapan yang optimal. Tidak ada gunanya berlama-lama menjalin hubungan khusus namun tanpa status. Hendaknya perempuan menyadari sepenuhnya hal ini, bahwa hanya akan berujung kesedihan apabila lelaki yang sudah sedemikian ia cintai belum memiliki kesiapan menikah.

Demikian pula bagi laki-laki, jangan sampai Anda membuat perempuan jatuh cinta kepada Anda jika Anda belum memiliki kesiapan optimal untuk menikah. Yang harus Anda lakukan adalah melakukan proses persiapan dari berbagai macam sisinya, baik spiritual, emosional, material, fisik maupun sosial. Jangan bermain-main dengan hati perempuan yang mudah retak dan mudah tersakiti. Jangan membuatnya jatuh cinta dan tergila-gila kepada Anda, sementara Anda belum punya niat untuk menikahinya.

Kesiapan menikah memang tidak bisa dipaksakan, namun tidak berarti membiarkan diri berada dalam ketidaksiapan terus menerus. Ada banyak usaha yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kesiapan secara ruhani maupun jasmani, kesiapan secara batiniyah maupun lahiriyah. Sepanjang waktu mempersiapkan diri, hingga mencapai titip kesiapan yang optimal. Tidak perlu tergesa mencari calon pendamping hidup jika memang belum memiliki kesiapan menikah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun