Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ingin Selalu Bahagia? Terima Pengaruh Pasangan Anda

24 Juli 2017   10:32 Diperbarui: 24 Juli 2017   16:41 2556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Pixabay.

Apa tuduhan Andi? "Istri saya terlalu akademis dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Orang hidup itu yang penting berusaha keras disertai doa. Jika nanti punya uang, kita bangun rumah. Jika punya uang, kita beli mobil, dan begitu seterusnya. Kewajiban kitahanya berusaha dan berdoa. Jangan dibuat stress dengan rencana-rencana yang kita bikin sendiri. Istri saya itu tidak bisa menikmati hidup."

Coba perhatikan. Sari sangat perencana, namun menjadi stress dan tegang dengan aneka rencananya. Andi tidak memiliki perencanaan, namun pandai menikmati hidup. Siapa yang harus berubah? Keduanya harus berubah. 

Mereka berdua harus bersedia menerima pengaruh pasangan, hingga berada di titik keseimbangan. Jika Andi dan Sari saling memaksakan kehendak, maka mereka akan bertengkar di sepanjang rentang kehidupan berumah tangga.

Fenomena 2: Sang Ratu Kebersihan dan Sang Raja Kebebasan

Budi dan Novi (bukan nama sebenarnya) adalah pasangan dengan karakter yang berbeda tajam. Novi adalah perempuan yang sangat menjaga kebersihan dan kerapihan segala sesuatu. Ini adalah hasil pembiasaan hidup semenjak ia kecil bersama ayah dan ibunya yang sangat menjaga kebersihan dan kerapihan. Novi tidak bisa melihat ada kotoran atau ketidakrapihan di dalam rumahnya. 

Maka semenjak menikah, ia sudah menata rumah mungilnya dengan bersih dan rapi. Ia memiliki banyak tempat untuk aneka keperluan. Ada tempat untuk handuk bersih, ada tempat untuk handuk kotor. Ada tempat untuk pakaian bersih, ada pula untuk pakain kotor, dan begitu seterusnya.

Sementara itu, Budi adalah seorang lelaki yang terbiasa dengan ketidakteraturan. Hidupnya cenderung bebas, dan tidak terlalu peduli dengan kerapihan rumah. Ia tidak menuntut Novi untuk membersihkan dan merapikan rumah, karena bagi Budi, yang paling penting anak-anak sudah diurus dengan baik. 

Bahkan Budi punya kebiasaan menggantungkan jaket, baju, dan celana panjang ke 'kapstok' yang dipasang di balik pintu kamar tidur mereka. Kebiasaan ini sudah dimiliki Budi semenjak kuliah. Ia dan teman-teman satu kos memiliki pola hidup yang cenderung santai dan longgar dalam urusan kebersihan serta kerapian. Inilah salah satu pemicu konflik setiap hari antara Budi dan Novi.

Apa tuduhan Novi? "Sudah berapa kali aku minta kepadamu untuk memisahkan pakaian kotor kamu agar aku bisa mencucinya. Jangan digantung semua di balik pintu seperti itu. Kamu tidak perlu mencuci, aku yang akan mencuci. Kamu hanya aku minta untuk memisahkan baju kotor dan menaruhnya di keranjang cucian. Apakah itu sulit?" ujar Novi. Nyatanya, Budi bahkan tidak bisa membedakan mana pakaiannyayang sudah kotor dan mana yang masih bersih.

Apa tuduhan Budi? "Mengapa hidup kita harus sangat kaku seperti ini? Sudahlah, biar saja rumah kita sedikit berantakan, yang penting kita semua nyaman, dan anak-anak terurus dengan baik. Jangan menghabiskan waktu untuk merapikan dan membersihkan rumah. Toh masih banyak hal lain yang bisa kita lakukan", ujar Budi.

Nah, siapakah yang harus berubah? Keduanya harus berubah, menerima pengaruh pasangan. Hingga berada di titik keseimbangan, yang membuatmereka merasa saling nyaman dan saling bisamerawat kebersamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun