Mohon tunggu...
Syam ibnu Ram
Syam ibnu Ram Mohon Tunggu... Human Resources - ASN

Pegiat Keayahan (https://www.ayahkeren.com/search/label/Kolom%20Ayah?&max-results=6)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menangkarkan Emprit (Bondol), Memanen Cucak Rawa

22 Februari 2017   16:14 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:27 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengembaraan saya ke berbagai penangkar memberikan pelajaran yang sangat berharga. Dari pengembaraan itu saya mencoba untuk memerasnya menjadi inti sari kesuksesan menangkar burung. Wah keren ya? Saya ulangi lagi inti sari kesuksesan menangkar burung. Mantab lah pokoknya.

Ternyata untuk menjadi penangkar burung yang besar, terkenal, produktif, baik hati dan tidak sombong kita harus memiliki matranya. Hah menangkar burung mesti pakai mantra segala ? Trus mantranya apa dong ? Ini saya kasih mantranya ya. Baca pelan-pelan dan praktekkan dengan sabar ya. Mantranya adalah: NJUT . . ha ha ha. mantaranya njut?

N adalah Ngimpi, J adalah Jo kakean omong, U maksudnya mentalnya harus Ulet alias gak gampang nyerah dan T maksudnya adalah  njegur Total, yaitu kalau kita menangkarkan burung harus terjun total. Serius jangan setengah-setengah.

Itu prinsip dasarnya. Berikut ini saya kasih bocoran berupa resep cespleng yang saya ambilkan dari sari pati NJUT di atas. Dan resep ini telah dengan gemilang dipraktekkan oleh para penangkarkar burung di blok barat dan blok timur tersebut hingga mereka bisa berjaya. Mauuu ? Mau apa mau bangeeeetttt? Okelah kalau begitu.

Ingat mantera NJUT di atas kan ? Milikilah mimpi yang sebagus-bagusnya tentang penangkaran yang kita inginkan. Hah mimpi . . .?? Berarti harus tidur dulu ? Ya ndak lah mimpi di sini maksudnya adalah keinginan, harapan, cita-cita yang diilustrasikan sekonkrit mungkin. Misalnya mau menangkarkan burung apa, jumlah berapa pasang, kandangnya ada berapa buah, letaknya ada di mana. Terus bayangkan setiap pagi kita memberi pakan dan mengganti minumnya dengan riang gembira.

Terus bayangkan ada indukan yang sudah mulai unjal sarang. Terus menyambut panen perdana dengan menggelar yasinan di rumah mengundang pak Modin dan jama’ah masjid dan seterusnya. Kelihatannya sepele tapi makna sebuah mimpi sangat besar bagi kesuksesan kita.

Coba tengok rel sepur yang melintas di Stasiun Klaten itu. Rel kereta itu membentang sepanjang Pulau Jawa, mulai dari Stasiun Muncar Banyuwangi di ujung timur Pulau Jawa sampai stasiun Lebak Pandeglang di ujung barat Pulau Jawa. Rel sepanjang itu bermula dari mimpi. Tanpa adanya impian, maka tidak akan ada rel sepanjang itu. Itulah contoh pentingnya mimpi.

  • Segera Ambil Tindakan

Oke kita kembali ke mantera NJUT tadi ya. Sekarang kita masuk ke huruf J yaitu Jo kakean ngomong. Artinya jangan banyak berteori. Langsung ambil tindakan, jangan menunggu segalanya menjadi sempurna.

Memang bagus sih kalau kita bisa memulai penangkaran burung dalam kondisi yang serba ideal. Kita sudah punya lahan seluas 2 Ha, punya kandang sebanyak 120 buah, calon indukan cucak rawa ada 60 pasang, jalak bali ada 40 pasang dan murai batu medan ada 20 pasang.

Trus kita juga sudah memiliki anak kandang yang bertugas merawat burung sebanyak 10 orang. Pasar kita sudah menembus seluruh Nusantara dan sebgian pasar ASEAN. Bahkan sesekali kita ekspor cucak rawa ke Australia dan Tibet. Ekspor jalak bali ke Swis dan Den Mark. Sedang murai batu kita ekspor ke Canada dan Swirzerland. Bagus itu kan? Itu artinya kita memiliki kondisi ideal untuk menangkar. Tapi tolong bangun dulu, jangan mimpi terus . . . mimpinya kelamaan.

Tips kedua ini mendorong kita untuk segera bertindak dari kondisi kita apa adanya, sekarang juga. Misalnya kita ingin menangkarkan burung cucak rawa. Tapi ternyata dompet kita tipis, sedangkan harga calon indukannya mahal. Kita belum mampu beli. Kita gak boleh nyerah dengan kondisi ini. Caranya ? Mulailah menangkar burung cucak rawa dengan cara menangkarkan burung kenari, kacer, atau cucak jenggot terlebih dahulu, karena harganya terjangkau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun