Di masyarakat, radiasi sering dipandang negatif, misalnya dianggap menyebabkan kemandulan atau menghalangi pekerja radiasi memiliki keturunan. Stigma ini masih banyak beredar, dan pengalaman pribadi saya mendorong perlunya edukasi melalui platform ini. Sebenarnya, dalam pemeriksaan radiologi, banyak prosedur proteksi radiasi diterapkan oleh seluruh pihak---tidak hanya petugas radiologi tetapi juga pasien dan masyarakat. Salah satu prinsip penting adalah ALARA (As Low As Reasonably Achievable), yang berarti dosis radiasi harus serendah mungkin tanpa mengurangi hasil citra diagnostik.
Radioterapi adalah metode pengobatan kanker dengan memanfaatkan radiasi pengion, baik untuk tujuan kuratif maupun paliatif, menurut Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Meskipun pemeriksaan radiologi dan radioterapi menggunakan sinar-X, sinar gamma, atau partikel bermuatan positif (proton), masih banyak kesalahpahaman mengenai radiasi karena minimnya pemahaman proteksi. Padahal, radiasi dapat berbahaya jika tidak dikendalikan dengan baik.
Proteksi radiasi diterapkan untuk seluruh aspek dalam lingkup radioterapi, mulai dari pasien, pekerja radiasi, hingga masyarakat di sekitar area radiasi. Dalam radioterapi untuk kanker, perencanaan yang tepat sangat diperlukan agar lokasi tumor dapat diketahui dengan akurat dan penyaluran radiasi tidak salah sasaran, sehingga organ sehat tidak ikut terpapar. Metode 3D Planning (Three-Dimensional Treatment Planning)Â menggunakan CT Scan atau MRI yang menghasilkan citra tiga dimensi pasien untuk memvisualisasikan tumor. Selain itu, IMRTÂ (Intensity-Modulated Radiation Therapy)Â yang mengatur intensitas radiasi pada setiap sudut, dan IGRT (Image-Guided Radiation Therapy)Â memantau posisi tumor secara real-time melalui pencitraan tepat sebelum dan saat terapi dilakukan.
Untuk pekerja radiasi dan lingkungan, proteksi juga sangat penting. Desain ruang radioterapi yang aman seperti penggunaan bunker dan ruang kontrol terpisah pada saat terapi berlangsung diterapkan untuk meminimalkan paparan radiasi. Pekerja wajib memantau dosis kumulatif yang diterima melalui alat dosimeter pribadi seperti Thermoluminescent Dosimeter (TLD), yang merekam dosis secara akurat.
Proteksi radiasi bukan hanya soal keamanan secara teknis, tetapi juga tanggung jawab moral dalam menjaga keseimbangan antara manfaat medis dan risiko biologis. Edukasi yang tepat sangat penting agar pandangan terhadap radiasi tidak hanya didasarkan pada ketakutan, melainkan juga pada pemahaman yang benar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI