Mohon tunggu...
Faiz Abdurrahman
Faiz Abdurrahman Mohon Tunggu... Universitas Airlangga

Saya merupakan mahasiswa D4 Teknologi Radiologi Pencitraan di Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pelayanan Radioterapi yang Aman dengan Proteksi Radiasi Optimal

18 Juni 2025   21:47 Diperbarui: 18 Juni 2025   21:47 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Peralatan pendukung proteksi radiasiSumber: Kashelara (2013)

Di masyarakat, radiasi sering dipandang negatif, misalnya dianggap menyebabkan kemandulan atau menghalangi pekerja radiasi memiliki keturunan. Stigma ini masih banyak beredar, dan pengalaman pribadi saya mendorong perlunya edukasi melalui platform ini. Sebenarnya, dalam pemeriksaan radiologi, banyak prosedur proteksi radiasi diterapkan oleh seluruh pihak---tidak hanya petugas radiologi tetapi juga pasien dan masyarakat. Salah satu prinsip penting adalah ALARA (As Low As Reasonably Achievable), yang berarti dosis radiasi harus serendah mungkin tanpa mengurangi hasil citra diagnostik.

Radioterapi adalah metode pengobatan kanker dengan memanfaatkan radiasi pengion, baik untuk tujuan kuratif maupun paliatif, menurut Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Meskipun pemeriksaan radiologi dan radioterapi menggunakan sinar-X, sinar gamma, atau partikel bermuatan positif (proton), masih banyak kesalahpahaman mengenai radiasi karena minimnya pemahaman proteksi. Padahal, radiasi dapat berbahaya jika tidak dikendalikan dengan baik.

Proteksi radiasi diterapkan untuk seluruh aspek dalam lingkup radioterapi, mulai dari pasien, pekerja radiasi, hingga masyarakat di sekitar area radiasi. Dalam radioterapi untuk kanker, perencanaan yang tepat sangat diperlukan agar lokasi tumor dapat diketahui dengan akurat dan penyaluran radiasi tidak salah sasaran, sehingga organ sehat tidak ikut terpapar. Metode 3D Planning (Three-Dimensional Treatment Planning) menggunakan CT Scan atau MRI yang menghasilkan citra tiga dimensi pasien untuk memvisualisasikan tumor. Selain itu, IMRT (Intensity-Modulated Radiation Therapy) yang mengatur intensitas radiasi pada setiap sudut, dan IGRT (Image-Guided Radiation Therapy) memantau posisi tumor secara real-time melalui pencitraan tepat sebelum dan saat terapi dilakukan.

Untuk pekerja radiasi dan lingkungan, proteksi juga sangat penting. Desain ruang radioterapi yang aman seperti penggunaan bunker dan ruang kontrol terpisah pada saat terapi berlangsung diterapkan untuk meminimalkan paparan radiasi. Pekerja wajib memantau dosis kumulatif yang diterima melalui alat dosimeter pribadi seperti Thermoluminescent Dosimeter (TLD), yang merekam dosis secara akurat.

Gambar 2. Ruang RadioterapiSumber: RSBM Bali Provinsi
Gambar 2. Ruang RadioterapiSumber: RSBM Bali Provinsi

Proteksi radiasi bukan hanya soal keamanan secara teknis, tetapi juga tanggung jawab moral dalam menjaga keseimbangan antara manfaat medis dan risiko biologis. Edukasi yang tepat sangat penting agar pandangan terhadap radiasi tidak hanya didasarkan pada ketakutan, melainkan juga pada pemahaman yang benar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun