Di kampung saya, kalau ada anak kecil yang terlalu cepat dewasa, orang-orang bilang, "Dia ini kebanyakan nonton sinetron." Nah, Bellingham mungkin kebanyakan tonton highlight dirinya sendiri. Padahal hidup tak cuma soal momen keren dengan backsound EDM. Ada juga babak di mana kita diledek, gagal, bahkan bikin kesalahan bodoh.
Dan itu bukan akhir. Itu awal dari pendewasaan.
Asal telinga tetap terbuka.
Karena kadang, nasihat paling berguna datang dari mulut yang tak kita suka. Seperti kritik pedas dari guru yang dulu kita benci, tapi sekarang kita tahu: dialah yang pertama kali bilang, "Jangan bangga karena ranking satu kalau temanmu cuma lima orang."
Begitu juga Jude. Delapan gol memang sedikit. Tapi kalau setelah itu dia jadi lebih bijak---bukan sok bijak, ya---maka musim depan bukan tak mungkin dia kemas 30 gol dan satu surat cinta dari Souness yang berbunyi: "Kau dengar aku. Aku bangga padamu."
Dan kita pun bisa belajar satu hal: menjadi hebat bukan soal menolak kritik, tapi tahu kapan diam dan menyimak.
***
Makassar. 03/05/2025
Referensi:
- Detik Sport: Jude Bellingham Diingatkan Souness agar Jangan Terlalu Bijak (2025)
- Statistik La Liga: laliga.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI