Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mendorong ASEAN Sebagai Epicentrum of Growth

14 November 2022   12:04 Diperbarui: 14 November 2022   12:28 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat kondisi dunia sedang diterpa berbagai masalah, optimisme tetap menjadi hal yang harus dikedepankan. Karena harapan tetap memberi spirit dan panduan untuk negara-negara di dunia keluar dari berbagai masalah yang serentak terjad.  Di tengah  rentetan badai yang sedang terjadi itulah,  organisasi antar negara Asia Tenggara atau ASEAN tetap bertahan dan menjadi satu-satunya platform kumpulan negara yang masih bertahan. 

Dalam situasi yang tidak biasa itulah Indonesia mendapat amanah sebagai Ketua ASEAN 2023, untuk menjadi pimpinan sekaligus menjadi pengarah kemana tujuan hendak dihadapkan.

Meski keberadaannya yang oleh banyak pengamat disebut sebagai lembaga yang tak sepenuhnya bekerja berdasarkan nilai-nilai negara Barat, namun dari faktanya badan ini terbukti mampu bertahan dan menjaga soliditas anggotanya.  Bandingkan dengan organisasi kerjasama antara negara di zona lain dunia, mulai dari EU, AU untuk Afrika dan OAS untuk negara di benua Afrika, semuanya tak berjalan seperti yang diharapkan.

 Pertikaian dan perbedaan pendapat antar sesama anggota kerap menjadikan program yang diusung tak berjalan efektif. Bukti terakhir terlihat dari EU yang terbukti tidak bersatu dalam menghadapi krisis yang terjadi sebagai akibat lanjutan dari perang Rusia Ukraina. 

Organsiasi negara-negara yang secara ekonomi rata-rata sudah kuat tersebut dan menjadi role model untuk negara lain dalam upaya peningkatan taraf ekonomi, justru terlihat rapuh. Euro atau EU harus bekerja keras dalam menyamakan pandangan para anggotanya dalam menghadapi persoalan di kawasan tersebut.

Dari sisi ASEAN, kohesiftas anggotanya terbukti masih ada dan kuat. Prinsip ASEAN Way yang antara lain memberlakukan aturan tidak boleh mengintervensi kebijakan dalam negeri anggotanya. Prinsip yang lebih mengedepankan dialog dan berunding alih-alih kekerasan, menjadikan organisasi ini tetap jadi payung nyaman bagi  para anggotanya. 

Sehingga, dari kekompakan yang ada, sejumlah kesepakatan pun berhasil dibukukan, meski tetap harus diakui masalah lain yang juga terjadi antar sesama negara juga masih tersisa. Atau persoalan Myanmar yang masih enggan memenuhi janji mereka dalam mengatasi persoalan dalam negeri. Namun dengan mengedepankan pendekatan kesejahteraan, persoalan yang masih ada setidaknya masih dapat dibicarakan.

Prinsip pendekatan ekonomi dan kesejahteraan itu lah yang secara tegas disampaikan presiden Joko Widodo saat menerima secara resmi palu keketuan ASEAN  dari Perdana Menteri Kamboja Hun Sen  pada Penutupan KTT ASEAN ke-40 dan ke-41 di Pnhom Pehn, Kamboja, Minggu (13/11/2022).

"Sebuah kehormatan bagi Indonesia menjadi Ketua ASEAN tahun 2023. Keketuaan Indonesia akan menjadikan ASEAN Matters: Epicentrum of Growth," ungkap Presiden Joko Widodo saat memulai pidato menerima estafet Keketuaan ASEAN dari Kamboja.
Bagi Jokowi selama Indonesia menjabat Keketuan ASEAN untuk periode mendatang, kondisi  keamana ASEAN harus tetap seperti saat ini. ASEAN harus menjadi kawasan yang stabil dan damai, serta menjadi jangkar stabilitas dunia.  Ke depan,  ASEAN juga harus konsisten menegakkan hukum internasional dan tidak menjadi proksi siapapun. "ASEAN harus menjadi kawasan yang bermartabat, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi," ucap Presiden Jokowi dalam sambutannya.

Karena Jokowi ingin ASEAN maju dan sejahtera bersama, maka lembaga ini ke depannya perlu memperkuat diri dan menjaga stablitias guna maju sebagai kawasan ekonomi yang tumbuh cepat, inklusif, dan berkelanjutan. Di sisi lain, peningkatan kapasitas institusi ASEAN juga menjadi perhatian, agar mampu menjawab tantangan 20 tahun ke depan. 

"ASEAN 2045 harus lebih adaptif, responsif, dan berdaya saing. Semua itu harus diperjuangkan dengan cara ASEAN yaitu konsisten dengan semangat kerja sama serta menjalankan Piagam ASEAN seutuhnya," tegas Presiden Joko Widodo yang juga didampingi oleh Menko  Perekonomian Airlangga Hartarto tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun