Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Jika Tidak dengan Pembelajaran Tatap Muka, Bagaimana Siswa Kami Bisa Belajar Membaca?

30 Agustus 2021   20:38 Diperbarui: 31 Agustus 2021   07:16 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah murid mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka di SDN 03 Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (7/4/2021).(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Tambah lagi wilayah mereka masih menerapkan kebijakan PPKM level 4. Sistem PJJ akhirnya jadi jalan tempuh dan guru SD semakin berkurang waktunya untuk mengajarkan siswa membaca.

Perhatian dan Bimbingan Orang Tua Terhadap Anak Usia SD Amatlah Penting

Sangat penting. Perhatian dan bimbingan orang tua terhadap anak-anak SD selama di rumah pada masa pandemi amatlah penting terutama untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung. Terutama untuk anak-anak kelas 1-3 SD.

Menurutku, masa-masa SD amatlah penting. Anak-anak usia SD, semakin bertambah umur maka rasa malu mereka akan meningkat.

Bayangkan bila kemudian anak kelas 2-3 SD belum bisa membaca sedangkan teman seusianya sudah lancar, bisa saja rasa malu itu akan segera muncul.

Kalau sudah malu, anak-anak akan semakin menurun semangat belajarnya. Dan kalau kurang mendapat perhatian dari guru dan orang tua, ujung-ujungnya anak tersebut akan memilih untuk pindah sekolah.

Sayangnya, kisah tersebut benar-benar terjadi di sekolah tempatku mengajar. Ada beberapa orang siswa SD pindahan yang kemampuan membaca, menulis, dan berhitungnya kurang. Jika anak tersebut tetap bersekolah di tempat yang lama, dirinya akan terus tertinggal pelajaran.

Gara-gara siapa? Gara-gara orang tua.

Masih dengan kisah yang sama. Pada tahun 2010-2017 aku sempat membuka bimbel baca tulis Al-Quran di rumah. Muridnya cukup ramai, tapi semakin tahun perbedaannya semakin tampak.

Di tahun 2010-2014, anak-anak yang ikut bimbel Quran masih banyak yang berusia SMP, tapi di tahun 2016-2017 semua peserta bimbelku adalah anak-anak SD.

Ke mana anak-anak SMP? Kebanyakan dari mereka sudah tidak mau ikut bimbel gara-gara malu. Bahkan, mereka malah memilih untuk mencari guru privat. Yah, kita sama-sama tahu lah bahwa hari ini mencari guru privat yang berkualitas tidaklah semudah bikin story IG dan WA.

Atas kisah tersebut, aku mengambil kesimpulan bahwa di hari ini anak-anak kita perlu bahkan wajib dibekali kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sejak dini alias sebelum rasa malu mereka mulai muncul dan mengurangi rasa ingin untuk belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun