"Harapan kalian kepadaku sungguh menyakitkanku. Jadi, jangan berharap apa-apa padaku." Minato Kiyomizu dalam Re-Main.
Aku sepertinya harus berterima kasih kepada Kompasianer Mbak Luna Septalisa. Ketika tadi membaca tulisan beliau yang berjudul "Sudahkah Kamu Merdeka dari Ekspektasi Orang Lain?" diriku jadi teringat dengan anime olahraga polo air, Re-Main.
Meskipun bergenre sport, animasi yang ditulis oleh Masafumi Nishida dan digarap oleh MAPPA ini cukup intens membahas tentang hakikat ekspetasi yang sangat menyakitkan.
Bukan apa-apa, bahkan tokoh protagonis Minato Kiyomizu serasa seperti dijajah oleh tingginya harapan-harapan orang lain terhadapnya. Bagi Minato, ekspektasi tinggi itu sungguh menyiksa.
Sebagaimana yang diketahui, anime Re-Main yang rilis sejak 4 Juli 2021 kemarin menceritakan tentang bagaimana perjuangan seorang atlet bintang polo air yang sebelumnya mengalami hilang ingatan selama 3 tahun, imbas dari kecelakaan.
Dialah Minato, seorang pemain bintang semasa SMP yang mencoba memulai polo air dari nol sejak masuk SMA.
Karena lupa ingatan, Minato malah bergabung dengan klub polo air gegara paksaan dan harapan tinggi orang lain, padahal dirinya sendiri sudah tidak ingat lagi bagaimana cara bermain lempar bola dalam kolam.
Terkadang Harapan Orang Lain Itu Bukan Hanya Menyakitkan, tapi juga Menghadirkan Kekecewaan
Saat ini, anime Re-Main sudah memasuki episode keenam dan perlahan Minato masih berenang bersama bayang-bayang ekspetasi orang lain.
Walau begitu, yang namanya mengemban harapan orang lain itu bukanlah perkara yang mudah. Ketika harapan tersebut berhasil dipenuhi dan menjadi kenyataan, orang-orang bisa saja dengan mudahnya mengapresiasi dan mendekat.
Tapi jikalau kisahnya terbalik alias melanggar ekspektasi? Orang-orang akan seenaknya pergi dan tak segan-segan meninggalkan caci. Syahdan, bagaimana kabar diri? Bahkan bayangan diri pun akan hilang seiring dengan terbenamnya matahari.
