Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Begini Cara Budidaya Cabai Rawit dari Biji agar Berbuah Lebat dan Tidak Keriting

13 Juni 2021   16:53 Diperbarui: 14 Juni 2021   07:10 7926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara menanam cabai rawit agar berbuah lebat. Dok. Ozy V. Alandika

Tiga hari yang lalu aku sempat sedikit kesal ketika berkunjung ke rumah sahabat guru yang belum lama pindah. Bagaimana aku tidak kesal, dirinya menanam cabai rawit (sekitar 7 bedengan pendek) dengan mulsa namun semua pohon cabainya keriting dan menguning.

Cabai rawit daunnya jadi keriting dan
Cabai rawit daunnya jadi keriting dan "ngambek" berbuah gegara kekurangan unsur hara. Dok. Ozy V. Alandika

"Lha, Pak? Ngapo kuning galo daun cabe koh? Keriting pulo!"

"Lha, Pak? Mengapa kuning semua daun cabai ini? Keriting pula!"

Aku tebak, sahabatku belum pernah melakukan pengocoran tanaman cabai. Dan ternyata memang benar! Hahaha, rugi sebenarnya. Dia sudah punya lahan, kemudian lahannya dimulsa pula, masa iya tanaman cabai rawitnya disia-siakan saja. Hemm.

Untuk menghasilkan tanaman cabai rawit yang berbuat lebat dan daunnya tidak keriting, penting bagi BosQu untuk melakukan kegiatan pengocoran. Tanaman cabai rawit sejak pemindahannya ke lahan harus rajin dan rutin dicor, tepatnya seminggu sekali.

Bahkan, tidak cukup hanya sampai cabai berbuah, pengocoran perlu dilakukan agar umur tananam rawit panjang dan si cabai tetap rajin berbunga maupun berbuah.

Cabai rawit yang rajin dicor, selain lebat buahnya juga cenderung lebih besar. Dok. Ozy V. Alandika
Cabai rawit yang rajin dicor, selain lebat buahnya juga cenderung lebih besar. Dok. Ozy V. Alandika

Syahdan, apa saja pupuk utama yang selalu digunakan para petani untuk kegiatan pengocoran cabai rawit? Ada 3 pupuk, yaitu Urea, NPK, dan KCL. O ya, pengocoran adalah kegiatan menyirami lahan tempat tumbuhnya cabai rawit dengan pupuk yang sudah dilarutkan.

Kami sendiri biasanya menggunakan pupuk NPK jenis Mutiara dan disandingkan dengan pupuk KCL. Tujuan pengocoran ini dimaksudkan untuk mencukupi unsur hara si tanaman cabai.

Ketika kegiatan pengocoran rutin dilakukan, tanaman cabai rawit akan tumbuh subur dengan daun yang tetap hijau, bahkan buahnya bisa lebih panjang daripada rawit yang biasa BosQu beli di pasar.

Dilansir dari laman Kementerian Pertanian RI, Kamis (18/3/2021) melalui Kompas, cabai rawit bisa hidup sampai 2-3 tahun apabila dipelihara dengan baik dan kebutuhan haranya tercukupi.

Jadi, bisa kita kira-kirakan berapa keuntungan ketika budidaya cabai rawit. Si cabai akan memasuki masa panen setelah melewati usia 3 bulan. Biasanya para petani yang menjual cabai rawit hijau melakukan pemetikan setiap sebulan sekali. Nah, kalau umur si cabai rawit mencapai 2 tahun? Dua tahun ada 24 bulan, kita kurangi 4 bulan, berarti ada sekitar 18-20 kali panen. Wow banget, kan!

Aku pernah menghitung secara manual bahwa 1 pohon tanaman cabai rawit yang lumayan lebat dan tidak keriting bisa menghasilkan 400-600 gram dalam sekali panen. Kalau kita kalikan dengan 500 pohon, kemudian dikalikan lagi dengan harga cabai rawit Rp20.000/kg? Mantap!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun