Sebut saja seperti program Guru Penggerak. Sebagai guru, saya sebenarnya ingin mendaftarkan diri. Tapi, apa daya, masa kerja saya sebagai guru belum sampai 5 tahun. Padahal itu syarat minimal masa kerja untuk daftar.
Sebut juga distribusi kuota. Siswa-siswi di sekolah kami tidak dapat kuota. Alasannya adalah keterbatasan sinyal. Jadi, biarpun dapat, untuk apa. Toh, tak akan bisa digunakan.
Sampai di tengah tulisan ini, ingin rasanya saya bertanya, adakah formulasi lain dari kebijakan Merdeka Belajar seperti yang dicontohkan tadi?
Sedangkan lulusan dengan titel sarjana pendidikan (guru) dan sarjana ilmu pendidikan (non-guru) bisa disetarakan kalau keduanya ikut PPG. Padahal, secara tidak langsung, lulusan sarjana pendidikan guru sudah otomatis punya hak mengajar (akta IV), kan? Ssst, saya tak akan bahas lebih jauh.
Ketika Kereta Merdeka Belajar Dituntut Punya Banyak Formulasi
Tidak adil rasanya kalau sebuah kebijakan hanya dihampiri oleh sebagian pelaku pendidikan tertentu saja. Semisal, seperti kebijakan guru penggerak maupun bantuan kuota tadi. Saya kira, Mas Menteri perlu dengar kata-kata orang tua bahwa "yang muda lebih gesit".
Tak terpungkiri bahwa pengalaman mengajar itu penting. Tapi, bisa kita bayangkan bila kemudian guru-guru muda terutama para guru yang sudah lulus dan baru mengajar di sekolah selama 1-4 tahun disilakan bergabung dengan guru penggerak, maka kesempatan persaingan perekrutan akan semakin terasa.
Saat ini, hal yang nyata dan yang mungkin tak disadari oleh Mas Mendikbud adalah, ada rasa minder dari pada guru muda terutama guru honor untuk hadir dan ikut meramaikan organisasi guru.
Saya tebak, keminderan ini juga berlaku pada kebijakan guru penggerak. Jangan-jangan para pendaftarnya hanya ramai dari guru kalangan PNS saja. Padahal kita punya guru honorer dan guru-guru di sekolah swasta, kan? Adalah kerugian andai Mas Nadiem jarang melirik mereka.
Tidak jauh berbeda, kisah distribusi kuota belajar juga demikian. Ketika bantuan ini tidak sampai ke pelaku pendidikan secara menyeluruh dengan alasan yang sebenarnya bisa dianggap wajar seperti sinyal dan listrik, maka ketika itu pula hadir sedikit rasa cemburu.