Dalam cara pandang dunia ketiga, ketika kita menolong orang lain hingga tuntas dan juga bersedekah dengan ikhlas, kita akan mendapatkan nikmat dan rezeki yang tidak terhitung. Rumusnya sederhana:
Misalnya kita sedekah Rp 5.000 dan ikhlas (bernilai 0), maka 5000:0= tak terhingga. Boleh tes pakai kalkulator manapun, hasilnya akan tetap tak terhingga.
Begitulah sejatinya rezeki yang akan kita dapatkan saat menolong orang lain dan bersedekah dengan ikhlas. Dengan memudahkan urusan orang lain dan mengenyangkan perut orang yang kelaparan, kita bisa titip doa kepada Allah agar dimudahkan segala urusan dan niat baik.
Sejatinya, orang yang telah kita tolong pasti akan mendoakan kita walaupun kita tidak memintanya. Doa itu pasti mengarah kepada kebaikan, dan doa yang tulus semakin mudah menembus langit.
Terakhir: Doa Ayah dan Ibu
Mustahil akan lulus tes CPNS tanpa doa orangtua. Walaupun tidak diminta, mereka pasti akan mendoakan. Jika pun nantinya ada yang lulus tanpa doa orangtua, bahkan tanpa persetujuan orangtua, khawatirnya tidak akan ada berkah dan kebaikan dari profesi PNS ini.
Maka dari itu, seperti yang disampaikan sebelumnya kita tidak perlu terlalu berdarah-darah dalam belajar dan menggapai PNS. Bagaimana orangtua akan meridhoi jika dari mulai pembukaan tes CPNS kita mulai malas cuci piring, malas bangun pagi, malas bantu orangtua, bahkan marah-marah tidak karuan!
Artinya, tidak perlulah segila itu. Lagi-lagi perlu ditegaskan bahwa rezeki tidak sesederhana itu, dan pekerjaan baik bukanlah PNS saja.
Peluang setiap orang sama dan selagi ada kita perlu berusaha. Nantilah berbicara soal lulus, gagal, atau "tahun depan masih buka pendaftaran gak ya?"
Apakah setiap hasil selalu kita yang tentukan? Tidak. Sungguh, Allah Maha Kaya lagi Maha terpuji.
Ending-nya, bersemangatlah.
Salam.