Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Anak Pintar dan Lemah Diperhatikan, Kalau yang "Biasa Saja"?

22 Oktober 2019   23:04 Diperbarui: 24 Oktober 2019   07:52 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melakukan pendekataan dan perhatian personal kepada siswa. (Dokumentasi pribadi)

Apa yang dilakukan anak? Segelintir kecil yang mau bertanya dan menunjukkan bagaimana proses atau jalan penyelesaian dari tugas itu. Yang lain? Karena keburu, maka mereka memilih untuk mencontek, bahkan dengan cara memaksa.

Walau demikian, masih banyak pula orangtua yang "mengharamkan" anaknya untuk mencontek. Jika anak tidak tahu cara menyelesaikan tugas, berikut dengan orangtuanya, biasanya orangtua akan meminta anaknya untuk bermain ke rumah teman yang ranking sembari minta ajar.

Inilah bagian krusial dari belajar. Jika tidak tahu maka belajar untuk tahu, bukan belajar untuk mencontek dan mencuri pengetahuan orang lain.

Hargai Prosesnya dan Objektif Memberi Perhatian

Perlu kembali ditekankan bahwa sejatinya makna terdalam dari belajar adalah menghargai proses. Memang benar bahwa dengan melihat perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang, kita bisa menebak seseorang itu sudah belajar atau belum, sudah ada peningkatan atau belum.

Namun, lagi-lagi belajar tidaklah sesederhana itu. Ada hal abstrak yang perlu kita maknai dalam belajar, dan itu adalah proses belajar. Bagaimana proses belajar seorang anak hingga ia mendapat nilai 100 patut untuk kita ikuti.

Bukan semata-mata meragukan, hanya saja untuk meluruskan mereka sedari awal. Jika nilai 100 tadi adalah hasil dari usaha sendiri, berarti anak sudah menghargai, memaknai, dan menjalankan proses dalam belajar.

Tapi jika nilai 100 itu adalah curian, maka mesti diluruskan sedari dini bahwa itu bukanlah bentuk dari belajar. Sembari itu, perlulah ditekankan kembali bagaimana pentingnya berada "di jalan yang lurus" dalam mendapatkan hasil.

Ini penting karena akan menjadi bekal hidup anak untuk kedepannya. Tidak hanya untuk anak lemah, tidak juga hanya untuk anak-anak yang pintar.

Anak lemah memang harus mendapat perhatian personal lebih, agar mereka segera taubat. Anak pintar juga perlu perhatian lebih, agar mereka istiqomah, rendah hati, dan jauh dari kemalasan meskipun tingkat perhatiannya tidak sama dengan anak lemah.

Anak biasa-biasa saja juga mesti mendapat perhatian. Jangan mentang-mentang karena nilai mereka sudah mencapai KKM hingga perhatiannya disamakan dengan anak-anak pintar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun