Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Banyak Pelanggan Lari karena Ember

6 September 2019   20:54 Diperbarui: 6 September 2019   23:59 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gettyimages.com/David Johnston

Anda sering gonta-ganti teman curhat?

Dalam hidup, kita tentu pernah kesal. Entah kesal karena diri sendiri, kesal karena melihat orang lain, kesal karena pekerjaan, maupun kesal karena hati yang berkali-kali tersakiti. Kekesalan itu tidak jarang membuat hidup kita terganggu dan beberapa kali kita butuh orang lain untuk mengatasinya.

Sebagian orang mungkin bisa menghilangkan kekesalannya dengan sekadar berteriak di tempat yang tinggi, atau sekadar memukul barang-barang yang ada di dekat mereka dengan kuat. Tapi sebagian yang lain, lebih memilih meluapkan kekesalan dengan bercerita kepada teman atau orang yang dekat dengan mereka.

Curhat alias berbagi cerita dan masalah, bisa menjadi alternatif diri untuk melapangkan keruwetan hati. Walaupun mayoritas tukang curhat adalah wanita, tidak menutup kemungkinan bahwa kaum laki-laki pula sering curhat. Ya, karena cenderung lebih tegar, lebih tertutup, dan mungkin karena persoalan harga diri, beberapa laki-laki lebih memilih untuk tidak curhat.

Tukang curhat, baik laki-laki maupun perempuan tidak mau sembarangan dalam memilih teman curhat. Kadang mereka memilih teman dekat, sahabat sejak kecil, atau bahkan hanya dengan orangtua sendiri. Adapula yang memilih teman yang baru dikenal sebagai tempat curhat, karena mungkin sikapnya baik, nyaman, dan menenangkan.

Peliknya, tidak semua tempat curhat bisa dijadikan sandaran harapan. Bahkan, beberapa tempat curhat yang semula dianggap sebagai tempat terbaik untuk berkeluh, malah menjadi biang masalah yang makin membuat ruwet hati dan pikiran.

Karenanya, mereka yang belum kapok untuk curhat sering gonta-ganti tempat curhat. Semua ini dilakukan karena tempat curhat sebelumnya mengecewakan pelanggan. Mereka dianggap tidak amanah menjaga rahasia, tidak bisa dipercaya, dan bermulut ember.

Menceritakan Rahasia dan Aib Pelanggan

Dalam berbagi kisah, masalah, dan cerita, pelanggan tak tanggung-tanggung berkeluh. Seringkali mereka menceritakan rahasia terdalam dari dirinya. Sering pula menceritakan privasi yang ternyata itu adalah aib, seperti masalah persahabatan, masalah pekerjaan, bahkan masalah keluarga.

Kepercayaan yang tinggi terhadap tempat curhat, di sinyalir menjadi alasan mengapa banyak pelanggan rela membagikan rahasia dan aibnya sendiri. Tempat curhat yang seperti ini biasanya memiliki banyak pelanggan baik laki-laki maupun perempuan. Tapi lagi-lagi, sudah pasti banyaklah kaum perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun