Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Sebaiknya Milenial Berinvestasi di Celengan Saja!

14 Juli 2019   13:58 Diperbarui: 14 Juli 2019   14:48 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Celengan. Sumber: idntimes

Ahh, kenapa kok harus di celengan, kuno!!! Sekarang kan sudah ada Bank, E-Money, E-Pay, Saham, dan tempat investasi lainnya. Kenapa harus celengan?

Segelintir pertanyaan ini agaknya menggelitik kita.  Terang saja, di era milenial seperti sekarang ini segalanya mau instan, mau cepat, mau simpel, mau mudah, dan tentunya tidak ribet. Dapat sesuatu yang rumit sedikit segera ditinggalkan, dan ingin pakai cara yang baru. Mulai dari menabung di bank, kemudian ingin punya ATM biar cepat. Sudah punya ATM daftar SMS Banking, Mobile Banking, dan Internet Banking. Tapi masih dirasa masih ribet, akhirnya mulai pakai E-Pay, karena banyak promo-promo yang mengharuskan pakai E-Pay. Sekarang pertanyaannya, apakah semua itu tidak lebih ribet daripada investasi di celengan?

Nah, sekarang kita  mulai dari Investasi di Bank. Hitung dulu jarak rumah kita ke Bank. Apakah 500 Meter, 1 KM, 5 KM, atau malah 10 KM? Lalu, kita kesana naik apa? Motor, mobil, angkot atau ojek? Nah, jika kita ingin investasi di Bank sebesar Rp. 500.000 misalnya, berarti kita harus membawa uang  lebih dari Rp. 500.000. kita harus bayar ongkos ojek/angkot atau isi bahan bakar kendaraan, dan itu pulang dan pergi. Jadi apa itu tidak lebih ribet dari celengan?

Belum selesai dengan Bank. Sampai di bank, kita harus menulis nama, nomor rekening, bahkan jumlah uang. Itupun kalo kita sudah punya buku tabungan, jika belum maka harus buat dahulu. Kemudian, setelah menabung kita mulai buat ATM, daftarkan nomor SMS Banking atau E-Banking. Supaya apa? Supaya lebih mudah mengambilnya kan? Sekarang pertanyaannya, tinggal berapa sisa investasi kita tadi? Dipotong administrasi ATM, di potong notifikasi SMS-Banking, bahkan di kasih batas limit tarik tunai ATM. Bukannya berinvestasi, malah mengupas sedikit demi sedikit tabungan kita, tanpa kita sadari.

Lalu, kita bicara E-Pay sekarang. Tidak ribet kan? Tentu tidak, dengan E-Pay, transaksi lebih cepat, lebih simpel dari pada ATM ataupun pergi ke Bank. Ya, benar, benar sekali. Lalu, apakah itu tidak lebih ribet daripada Bank? Untuk menggunakan E-Pay, tentu kita harus daftar dahulu, kemudian melakukan Top Up saldo dengan memindahkannya dari Bank (tabungan kita) ke tabungan E-Pay. Ya, tampaknya tidak ribet, karena kita hanya cukup duduk diam, atau bisa berbaring dengan slide up pake HP kita. Dalam 2-3 menit, saldo E-Pay bisa langsung terisi. Transaksi akan lebih mudah, cepat, dan efisien. Tapi, niat kita kan investasi, bukannya menghabis uang lebih cepat kan? Bukankah dengan E-Pay, SMS Banking, atau I-Banking kita lebih termotivasi untuk sering berbelanja dan menghabiskannya?

Sejenak, buatlah kopi atau teh kemudian kita bayangkan lagi. Jika kita berinvestasi di celengan, misalnya dalam waktu 3 tahun saja dengan target untuk beli rumah atau biaya nikah, berarti celengan itu akan kita pecahkan 3 tahun kemudian kan? Tentu saja demikian, jika kita pecahkan dalam waktu 1 tahun maka target kita tidak tercapai, kemudian celengan kita sudah tidak bisa dipakai lagi.

Artinya, celengan berguna untuk membuat kita lebih sabar dalam menahan godaan barang-barang yang tidak perlu, kecuali memang ada kepentingan yang sangat mendesak dan tidak ada opsi lain, barulah kita menghancurkan celengan. Seperti ini harusnya sikap para milenial yang ideal.

Tapi, jika kita tidak investasi dicelengan, rasanya tabungan kita itu seperti dikeruk perlahan-lahan. Ada barang baru promosi di medsos, mata kita mulai naksir. Ada makanan baru di medsos kita mulai tergoda. Ada diskon besar-besaran di toko belanja online, kita buru-buru serbu. Rasanya seperti tidak bisa ditahan. Bukannya investasi, malah rugi. Makanya target investasi kita jarang tercapai. Tidak ada salahnya juga menggunakan celengan.

Sebenarnya celengan bisa jadi adalah bentuk perumpamaan bahwa ketika kita berinvestasi, yaitu  harus sabar dan bisa membatasi nafsu kita. Celengan, adalah bentuk dan cara terbaik dalam berinvestasi. Maknanya, sebelum target kita tercapai jangan dulu kita bongkar tabungan  kita. Kalau kita bongkar, sedangkan tabungan itu masih prematur, maka hancur, bobroklah investasi kita. Tidak akan bisa diperbaiki, kecuali kita sendiri yang menguatkan niat untuk istiqomah berinvestasi.

Bukannya melarang investasi cara modern, tapi ingin menekankan bahwa berinvestasi itu jangan di barengi dengan perilaku boros dan over konsumtif. Seimbangkanlah keuangan kita dengan berinvestasi secara rutin, agar bisa memetik kebahagiaan di masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun