Mohon tunggu...
Ozzan Aima Pratama
Ozzan Aima Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negri Semarang

Sedang berkuliah di UNNES

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Tunjangan Hari Raya (THR) terhadap Perekonomian Indonesia

24 Maret 2024   19:55 Diperbarui: 25 Maret 2024   04:22 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar:https://jdih.maritim.go.id/pp-152023-pemberian-thr-dan-gaji-ketiga-belas-tahun-2023

Oleh : Ozzan Aima Pratama 

(Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Semarang)

Tunjangan Hari Raya (THR) adalah tambahan pendapatan yang diberikan kepada pekerja atau karyawan menjelang hari raya, seperti Idul Fitri bagi umat Muslim atau Natal bagi umat Kristen. THR biasanya diberikan oleh perusahaan atau pemberi kerja sebagai bentuk apresiasi atas kinerja dan dedikasi pekerja selama setahun kerja, serta untuk membantu memenuhi kebutuhan tambahan selama perayaan hari raya. THR dapat berupa uang tunai, paket sembako, atau barang konsumsi lainnya, dan besarnya THR bisa bervariasi tergantung pada kebijakan perusahaan, peraturan pemerintah, dan kondisi ekonomi. Kebijakan THR sering kali diatur oleh undang-undang atau peraturan ketenagakerjaan di suatu negara.

Tunjangan Hari Raya (THR) di Indonesia memiliki dampak positif terhadap perekonomian, yang terutama berpengaruh pada sektor ritel dan perjalanan pulang ke kampung. Pendistribusian THR meningkatkan daya beli masyarakat, yang menggalakkan konsumsi yang drastis sekitar Lebaran. Hal ini meningkatkan nilai konsumsi masyarakat, yang berpotensi mendorong kemajuan ekonomi nasional.

Bank Indonesia dan Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024, yang berbeda-beda, tetapi kedua instansi menyimpulkan bahwa nilai konsumsi akan meningkat pesat, seiring dengan pendistribusian THR yang meningkatkan daya beli masyarakat. Pendistribusian THR untuk pegawai pemerintah, termasuk pada pensiunan dan ahli waris penerima pensiun, menambah daya beli masyarakat yang berpotensi mendorong kemajuan ekonomi nasional.

Tren pergerakan masyarakat yang berpengaruh terhadap tingginya perputaran jumlah uang yang beredar di Indonesia pada Lebaran 2024 disebutkan untuk mencapai 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sebanyak 193 juta orang, yang akan berkontribusi besar terhadap tingginya perputaran jumlah uang yang beredar.

Selain itu, THR juga memiliki dampak positif terhadap industri pariwisata, penghasilan pelaku usaha UMKM, dan pelaku industri perjalanan. Pendistribusian THR dan Gaji Ke-13 (Bulan Juni 2023) berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, sekaligus membantu mengendalikan inflasi dengan tetap menjaga daya beli masyarakat melalui berbagai program.

Namun demikian, penentuan besaran THR juga dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan, terutama bagi sektor-sektor dengan margin keuntungan tipis. Selain itu, penentuan kebijakan THR oleh pemerintah juga memiliki implikasi terhadap inflasi dan stabilitas pasar secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang pengaruh THR terhadap perekonomian sangat penting dalam merancang kebijakan yang  tepat untuk mencapai keseimbangan antara kesejahteraan pekerja dan stabilitas makroekonomian.

Pemberian tunjangan hari raya (THR) dapat memicu terjadinya inflasi karena kenaikan permintaan barang dan jasa yang meningkatkan harga. Inflasi terjadi karena kemerosotan nilai uang yang disebabkan oleh banyak dan cepatnya uang beredar, yang menyebabkan naiknya harga barang-barang. Ekonomi mengatakan bahwa THR dapat mempengaruhi tingkat konsumsi belanja masyarakat, yang otomatis meningkatkan inflasi tinggi. Namun, inflasi dari sisi permintaan akan mereda karena permintaan melandai kembali setelah dampak THR tak ada lagi. Tekanan inflasi yang perlu diperhatikan justru dari sisi distribusi, seperti distribusi barang kebutuhan pokok terhambat atau antrian membeli yang panjang.

Menangani tekanan inflasi yang perlu diperhatikan dari sisi distribusi, seperti distribusi barang kebutuhan pokok terhambat atau antrian membeli yang panjang, dapat dilakukan melalui berbagai upaya pengendalian inflasi. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi tekanan inflasi dari sisi distribusi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun