Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024 - I am proud to be an educator

Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024. Guru dan Penulis Buku, menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kalah dari Irak, Piala Dunia Kembali Jadi Mimpi

12 Oktober 2025   15:34 Diperbarui: 12 Oktober 2025   17:59 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skuad timnas Indonesia kontra Otak. (Sumber: Timnas Indonesia)

Ekspektasi tinggi warga Indonesia terhadap Timnas Merah Putih yang kini diperkuat puluhan pemain diaspora di kualifikasi Piala Dunia harus berujung pahit. Kualitas individu pemain tak diragukan, jajaran pelatih pun demikian. Piala Dunia masih jauh. Mimpi tinggal mimpi. Gagal! Salahkan siapa??? 

Kekalahan tipis 0-1 Timnas Indonesia dari Irak dalam babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi penutup dari perjalanan yang penuh harapan. Analisis dari berbagai pengamat dan media menyoroti beberapa faktor utama yang menjadi penyebab kegagalan ini, baik dari segi teknis maupun non-teknis.

Masalah ketajaman dan efektivitas lini depan menjadi sorotan terbesar. Secara statistik, Indonesia justru sering kali unggul dalam penguasaan bola (sekitar 56-59%) dan bahkan melepaskan lebih banyak tembakan (misalnya, 9 tembakan Indonesia berbanding 7 tembakan Irak).

Selanjutnya, para striker timnas tumpul di kotak penalti. Meskipun berhasil menciptakan peluang, para penyerang Indonesia (termasuk Mauro Zijlstra dan Ole Romeny) tidak mampu mengkonversikannya menjadi gol. Hanya 1 tembakan yang tercatat on target (tepat sasaran).

Sebaliknya, Irak lebih efisien. Gol tunggal yang dicetak oleh Zidane Iqbal pada menit ke-75 adalah hasil dari tembakan keras di luar kotak penalti yang berhasil menembus pertahanan dan kiper Maarten Paes.

Indonesia dinilai bermain lebih baik di babak pertama, tetapi kehilangan kendali di babak kedua, terutama setelah Irak memasukkan gelandang-gelandang andalan mereka seperti Zidane Iqbal dan Ali Jassim.

Gol Irak tercipta setelah ada blunder atau hilangnya kontrol bola dari pemain belakang Timnas Indonesia di area vital, yang langsung dimanfaatkan dengan baik oleh Zidane Iqbal. 

Kelelahan pemain akibat jadwal padat (hanya berselang tiga hari setelah melawan Arab Saudi) dan perjalanan yang jauh juga disebut sebagai salah satu faktor hilangnya fokus di babak kedua.

Selain itu, gagalnya Indonesia kare a ada keputusan kontroversial wasit. Kinerja wasit asal China, Ma Ning jadi sorotan.

Ada klaim kontroversial terkait insiden di injury time babak kedua, di mana pemain Irak, Zaid Tahseen, mendapat kartu kuning kedua (Kartu Merah) karena melanggar Kevin Diks. Namun, wasit tidak memberikan hadiah penalti kepada Indonesia, meskipun pelanggaran tersebut terjadi di kotak terlarang.

Kualitas Pemain Pengganti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun