Juventus datang ke Stadion Marcantonio Bentegodi di pekan keempat Serie A untuk menghadapi Verona dengan tren positif, setelah berhasil menyapu bersih tiga pertandingan sebelumnya. Namun, Hellas Verona yang bermain di kandang sendiri tampil militan dan berhasil menghentikan laju kemenangan Si Nyonya Tua.
Juventus sebenarnya memulai pertandingan dengan baik. Mereka unggul lebih dulu pada menit ke-19 lewat gol spektakuler Francisco Conceição. Ia melakukan aksi solo run melewati beberapa pemain Verona sebelum melepaskan tembakan keras yang menembus gawang lawan.
Namun, di akhir babak pertama, ketidakberuntungan itu datang. Wasit memberikan hadiah penalti kepada Hellas Verona setelah tinjauan VAR menunjukkan adanya handball yang menimpa Joao Mario di dalam kotak terlarang. Gift Orban yang menjadi eksekutor berhasil menaklukkan kiper Michele Di Gregorio dan menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Di babak kedua, pertandingan berjalan lebih seimbang. Verona terlihat mendominasi peluang matang dan sempat mencetak gol lagi, namun lagi-lagi VAR beraksi dan menganulir gol tersebut karena offside. Kedua tim terus berusaha mencari gol kemenangan, tetapi hingga peluit panjang berbunyi, skor 1-1 tetap bertahan.
Hasil imbang ini memutus tren kemenangan sempurna Juventus di awal musim. Meskipun demikian, hasil ini tetap membawa Juventus naik ke puncak klasemen sementara dengan raihan 10 poin. Posisi mereka masih belum aman, karena tim lain seperti Napoli hanya terpaut satu poin.
Tidak Efektifnya Taktik Igor Tudor
Di sisi lain, strategi pelatih Juventus, Igor Tudor dalam menghadapi Hellas Verona di pekan keempat Serie A memang menjadi sorotan, terutama setelah Juventus gagal mempertahankan keunggulan.
Di babak pertama, Juventus memang berhasil unggul melalui gol spektakuler Francisco Conceição. Namun, gol ini lebih merupakan hasil dari aksi individu brilian, bukan dari skema tim yang terorganisir dengan baik. Setelah gol tersebut, serangan Juventus cenderung monoton dan mudah ditebak oleh pertahanan Verona yang solid.
Tudor dikenal dengan formasi 3-4-2-1 yang menekankan permainan vertikal dan agresif. Sayangnya, Hellas Verona, yang dilatih oleh Paolo Zanetti, sangat memahami strategi ini. Mereka berhasil membaca pergerakan Juventus dan menutup ruang-ruang kosong, membuat para penyerang Juventus, seperti Dusan Vlahovic, kesulitan mendapatkan bola. Demikian pula dengan bintang muda Juventus, Kenan Yildiz yang kesulitan mencetak gol.
Sebelum melawat ke Verona, Juventus telah menjalani dua pertandingan yang menguras tenaga, termasuk laga gila melawan Inter Milan dan Borussia Dortmund di Liga Champions. Igor Tudor sendiri mengakui hal ini dalam konferensi pers pasca-pertandingan. Ia menyebutkan bahwa para pemainnya kehabisan energi.
Hal ini terlihat jelas di babak kedua, di mana intensitas pressing Juventus menurun drastis. Akibatnya, Hellas Verona lebih leluasa menguasai bola dan melancarkan serangan balik yang berbahaya, yang akhirnya berujung pada hadiah penalti yang kontroversial.
Meskipun strategi Tudor mungkin memiliki celah, hasil imbang ini juga tidak lepas dari faktor eksternal yang merugikan Juventus. Igor Tudor sangat marah dan secara terbuka mengkritik dua keputusan wasit yang dinilainya memalukan dan aib.
Wasit memberikan penalti kepada Verona setelah tinjauan VAR menunjukkan handball yang dinilai Tudor sangat tidak masuk akal.
Tudor juga menyemprot wasit karena tidak memberikan kartu merah kepada pemain Verona, Gift Orban, yang tertangkap kamera menyikut wajah bek Juventus, Federico Gatti.
Kemarahan Tudor menunjukkan bahwa, di samping masalah taktik tim, ia merasa bahwa keputusan wasit juga berperan besar dalam kegagalan Juventus meraih kemenangan.
Meskipun Juventus masih memimpin klasemen, hasil imbang melawan Verona menjadi pengingat bahwa strategi Tudor belum sepenuhnya sempurna. Ia masih harus menemukan cara untuk mengatasi tim-tim yang bermain disiplin, serta menjaga kebugaran pemain di tengah jadwal pertandingan yang padat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI