Pernah satu kali saya naik Transjakarta dan terkombinasi dengan MRT. Menjelang sore perjalanan saya mulai dari Ciledug menggunakan Transjakarta. O ya, menggunakan moda transportasi massal ini wajib bayar non tunai atau kartu elektronik, mirip T-Money di Korea Selatan.
Halte bus Transjakarta dan MRT hampir selalu ada pengguna yang menunggu. Kesibukan para pekerja, pelajar, dan pejalan kaki lainnya sudah terasa begitu masuk ke area halte dan stasiun. Ada petugas yang berjaga untuk memastikan antrean tidak terlalu panjang. Mereka setia membantu dan mengarahkan penumpang.
Tujuan perjalanan adalah Gedung Kementerian Pendidikan dan JPO di Karet Sudirman. Rencananya mau ke sekitar Bundaran HI. Hanya saja ada info bahwa aka nada demo di sana.
Pengalaman naik Transjakarta sering kali menjadi cerita menarik karena kita bertemu berbagai macam orang. Sore itu, dari Ciledug bus masih kosong, saya mendapatkan tempat duduk. Di pemberhentian berikutnya, ada seorang lansia naik ke bus.
Saya langsung berdiri dan menawarkan tempat duduk saya. Awalnya, beliau menolak dengan halus, mengatakan dia tidak merepotkan. Namun, saya bersikeras dan menjelaskan bahwa saya masih muda dan kuat untuk berdiri. Akhirnya, beliau tersenyum dan menerima tawaran saya. Beliau mengucapkan terima kasih dengan tulus.
Beberapa halte kemudian, naiklah seorang pria tua yang membawa tas belanjaan berat. Kali ini, seorang anak muda di seberang tempat duduk saya berinisiatif menawarkan tempatnya. Sang pria tua itu juga tersenyum lebar dan mengucapkan terima kasih sambil menepuk pundak anak muda itu.
Perjalanan singkat ini mengajarkan saya dua hal penting. Pertama, sikap empati dan kepedulian terhadap orang lain sangatlah berharga. Kedua, kebaikan itu menular. Satu tindakan kecil yang saya mulai ternyata menginspirasi orang lain untuk melakukan hal serupa.
Pengalaman ini tidak hanya membuat perjalanan saya menjadi lebih bermakna, tetapi juga mengingatkan saya bahwa kebaikan sederhana dapat menciptakan dampak positif yang besar.
Selanjutnya, saya merasakan pengalaman pertama kali naik MRT menuju Gedung Kemdikdasmen. Saya menggunakan kartu elektronik untuk masuk ke area peron. Di sana, sudah ada antrean rapi menunggu kedatangan kereta. Ketika kereta tiba, saya masuk dengan teratur dan duduk di kursi yang masih kosong.