Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024 - I am proud to be an educator

Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024. Guru dan Penulis Buku, menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Melihat Potensi Lembang Bau di Musim Hujan

12 Maret 2025   08:24 Diperbarui: 12 Maret 2025   16:56 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ladang jagung di Lembang Bau. (Sumber: Karman Loda)

Hujan ekstrem memang sedang melanda wilayah Kabupaten Tana Toraja dalam kurun waktu sebulan terakhir. Berulang kali pula Sungai Sa'dan menghadirkan banjir akibat intensitas curah hujan yang sangat tinggi. Selain tentunya bencana tanah longsor yang hampir setiap minggu terjadi dan memutus akses jalan.

Sungai Sa'dan sebagai salah satu sungai terbesar dan terpanjang di Provinsi Sulawesi Selatan, yang hulunya ada di Kabupaten Toraja Utara memang tercatat sudah dua kali membanjiri area Kota Rantepao dan membawa dampak pula pada area pemukiman warga di Tana Toraja. Rumah, kandang ternak dan lahan pertanian rusak terendam dan tersapu air.

Namun, di sisi lain, hujan ekstrem selama fase awal bulan Ramadan di Tana Toraja justru membawa berkah untuk masyarakat Lembang Bau (Desa Bau) di Kecamatan Bonggakaradeng. Daerah yang dikenal dunia karena dua objek wisata di sana yakni Tebing Romantis Kendenan dan Ollon justru seperti bunga bersemi menyambut intensitas curah hujan yang panjang.

Aliran Sungai Sa'dan yang melewati Lembang Bau membawa keuntungan tersendiri dengan naiknya volume air. Melimpahnya air turut mendukung kelangsungan pertanian di sana. 

Betapa tidak, daerah pedesaan dan terpencil di bagian barat Kabupaten Tana Toraja ini yang juga dikenal sebagai daerah dengan kontur tanah gersang akhirnya mendapatkan surplus air, yakni dari langit dan sungai.

Kepala Lembang (desa) Bau, Karman Loda, S.H. di depan salah satu ladang jagung warga. (Sumber: Karman Loda)
Kepala Lembang (desa) Bau, Karman Loda, S.H. di depan salah satu ladang jagung warga. (Sumber: Karman Loda)

Kondisi georgrafis Lembang Bau yang gersang dan memiliki suhu panas seperti layaknya area pantai membuat tanaman yang tumbuh di sana terbatas. Tanah-tanah warga pun paling banyak ditumbuhi jagung dan pepaya.

Melalui kreativitas dan inovasi Karman Loda, S.H. selaku kepala lembang (desa), beragam bibit tanaman palawija banyak yang mulai dikembangkan di sana. Seperti kedelai, varietas jagung terbaru, kacang tanah, kubis, wortel, bawang daun dan bawang merah. 

Dengan tersedianya sumber air, potensi-potensi hasil bumi tersebut bisa terjaga kelangsungannya.

Nah, terkait kembali dengan curah hujan tinggi dan air melimpah di Sungai Sa'dan sangat membantu kesuburan ladang jagung di Lembang Bau. Jagung adalah hasil bumi dan bahkan makanan pokok warga Lembang Bau. Jadi, melimpahnya air saat ini membuat tanaman jagung di seluruh wilayah desa menghijau. 

Kondisi ini tentunya akan membuat peningkatan hasil panen jagung tahun ini. Dalam pada itu pula, kesejahteraan warga Lembang Bau turut meningkat. Ditopang sudah baiknya akses jalan, kenaikan hasil panen jagung pada akhirnya bisa menjangkau pasar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun