Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024 - I am proud to be an educator

Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024. Guru dan Penulis Buku, menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Kolaborasi Dalam Memajukan Pendidikan di Kampung

5 Februari 2025   10:14 Diperbarui: 5 Februari 2025   11:01 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rapat Pengurus Komite TK PGRI Gandangbatu. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Pekerjaan yang paling menyenangkan adalah pekerjaan yang senang dilakukan. Barangkali kalimat inilah yang menginspirasi salah satu sekolah jenjang TK di Kecamatan Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tana Toraja. Semangat untuk tetap belajar di tengah keterbatasan.

TK PGRI Gandangbatu adalah satu dari dua TK yang ada di bawah naungan Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Kabupaten Tana Toraja. Dua TK lainnya adalah TK PGRI Mebali.

TK PGRI Gandangbatu sedang mengalami keadaan di mana seperti anak ayam kehilangan induknya. Beberapa waktu yang lalu, kepala sekolah pada TK tersebut meninggal dunia. Penyelenggaraan pendidikan di sana pun secara otomatis terhenti mengingat selain almarhumah kepala sekolah hanya ada satu guru yang mengajar kurang lebih 30 murid TK.

Selama puluhan hari, tidak ada layanan pendidikan di TK yang berlokasi sekitar 20 km dari ibu kota kabupaten Tana Toraja itu. Apalagi kunci sekolah turut serta dibawa oleh almarhumah. 

Berbekal kondisi yang ada, orang tua murid, tokoh masyarakat, pemerintah desa (lembang) dan pengurus YPLP PGRI Kabupaten Tana Toraja sepakat mengadakan pertemuan. Agenda utama pertemuan adalah mencari solusi kelangsungan pendidikan 30 murid. 

Saya selaku sekretaris Perwakilan YPLP PGRI Tana Toraja hadir dalam rapat tersebut. Selain mendengarkan keluhan dan harapan orang tua murid, saya juga berkesempatan memberikan informasi dan pandangan terkait penyelenggaraan pendidikan  di sekolah swasta. 

Bagaimanapun juga, di sela-sela rapat terbersit keinginan tokoh masyarakat agar TK PGRI Gandangbatu bisa alih status menjadi TK negeri. Alasan mereka adalah status negeri lebih terjamin pelayanannya. 

Kami saling tukar pendapat hingga akhirnya semua yang hadir bisa memahami peran dari TK dan sekolah lain yang ada di bawah naungan PGRI. Kesepakatan telah terjadi, selanjutnya memikirkan perjalanan TK. 

Dimulai dengan pembentukan pengurus Komite Sekolah. Puluhan orang tua murid yang hadir sepakat menunjuk 3 orang guru dari sekolah dasar terdekat sebagai penguris Komite. 

Sementara untuk mengisi jabatan kepala sekolah yang lowong, orang tua mudir dan Komite Sekolah terpipih sepakat menunjuk satu-satunya guru yang ada sebagai kepala sekolah. Satu guru tambahan pun disepakati. Guru tersebut bersedia mengajar secara sukarela. 

Oleh karena YPLP PGRI Tana Toraja tidak memiliki dana untuk membayar gaji kepala sekolah dan satu orang guru, maka orang tua murid sepakat secara sukarela memberikan bantuan berupa iuran setiap bulan untuk menunjang mereka. Pemerintah desa yang hadir juga memberikan tambahan sumber pembiayaan lewat alokasi dana desa. 

Ada yang menarik di wilayah Lembang Gandangbatu. Sekretaris desa menyiapkan dana tambahan untuk mendukung operasional TK PGRI Gandangbatu. Selain dari dana desa, sumber dana juga dialokasikan dari dana yang terkumpul lewat aksi lelang natura. Ya, seperti diketahui, di Kecamatan Gandangbatu Sillanan, perhatian gereja terhadap pendidikan dapat diwujudkan lewat lelang natura di acara kedukaan (rambu solo'). Lelang dapat berupa daging babi, daging kerbau atau hewan ternak hidup yang dipersembahkan oleh keluarga berduka.

Hingga hari ini, kegiatan pembelajaran di TK PGRI Gandangbatu telah normal kembali. Kepala sekolah dan guru saling bergantian masuk mengajar setiap minggu. 

Untuk layanan data dapodik, yang selama ini dikelola oleh orang lain, YPLP telah memfasilitasi pertemuan antara operator dapodik TK dengan ketua Komite Sekolah. Operator yang tinggal sangat jauh dari Lembang Gandangbatu bersedia mengembalikan laptop dapodik TK PGRI Gandangbatu. Adapun laptop tersebut adalah pemberian dari pemerintah Lembang Gandangbatu beberapa tahun yang lalu.

Inilah wujud kolaborasi yang telah terjalin antara orang tua murid, tokoh masyarakat, pemerintah desa dan pengurus perwakilan YPLP PGRI Kabupaten Tana Toraja demi lancarnya layanan pendidikan di TK PGRI Gandangbatu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun