Oleh karena YPLP PGRI Tana Toraja tidak memiliki dana untuk membayar gaji kepala sekolah dan satu orang guru, maka orang tua murid sepakat secara sukarela memberikan bantuan berupa iuran setiap bulan untuk menunjang mereka. Pemerintah desa yang hadir juga memberikan tambahan sumber pembiayaan lewat alokasi dana desa.Â
Ada yang menarik di wilayah Lembang Gandangbatu. Sekretaris desa menyiapkan dana tambahan untuk mendukung operasional TK PGRI Gandangbatu. Selain dari dana desa, sumber dana juga dialokasikan dari dana yang terkumpul lewat aksi lelang natura. Ya, seperti diketahui, di Kecamatan Gandangbatu Sillanan, perhatian gereja terhadap pendidikan dapat diwujudkan lewat lelang natura di acara kedukaan (rambu solo'). Lelang dapat berupa daging babi, daging kerbau atau hewan ternak hidup yang dipersembahkan oleh keluarga berduka.
Hingga hari ini, kegiatan pembelajaran di TK PGRI Gandangbatu telah normal kembali. Kepala sekolah dan guru saling bergantian masuk mengajar setiap minggu.Â
Untuk layanan data dapodik, yang selama ini dikelola oleh orang lain, YPLP telah memfasilitasi pertemuan antara operator dapodik TK dengan ketua Komite Sekolah. Operator yang tinggal sangat jauh dari Lembang Gandangbatu bersedia mengembalikan laptop dapodik TK PGRI Gandangbatu. Adapun laptop tersebut adalah pemberian dari pemerintah Lembang Gandangbatu beberapa tahun yang lalu.
Inilah wujud kolaborasi yang telah terjalin antara orang tua murid, tokoh masyarakat, pemerintah desa dan pengurus perwakilan YPLP PGRI Kabupaten Tana Toraja demi lancarnya layanan pendidikan di TK PGRI Gandangbatu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI