Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Seorang Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Analisis Kemenangan Sensasional Francesco Bagnaia di MotoGP Mandalika

15 Oktober 2023   15:11 Diperbarui: 15 Oktober 2023   19:44 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase selebrasi juara Pecco Bagnaia di Sirkuit Mandalika, Indonesia. Sumber: Ducati Corse

Rider Ducati Lenovo Team yang juga juara dunia sekaligus juara bertahan MotoGP, Francesco Bagnaia membukukan kemenangan sensasional di seri MotoGP Mandalika, Indonesia pada balapan yang digelar Minggu sore (15/10/2023). Runner-up diraih oleh pembalap Spanyol dari tim Aprilia  Maverick Vinales dan peringkat ketiga ditempati oleh rider Yamaha, Fabio Quartararo.

Sebelum balapan kelas utama MotoGP Mandalika pada balapan bertagar #IndonesianGP di Pertamina Mandalika Circuit, Francesco "Pecco" Bagnaia menempati posisi kedua klasemen umum pembalap. Jorge Martin sukses memuncaki klasemen setelah meraih kemenangan pada balapan Sprint Race  yang dihelat sehari sebelumnya yakni pada hari Sabtu (14/10/2023). Alhasil, Pembalap Pramac Ducati Team tersebut mengambil alih posisi puncak klasemen dengan keunggulan 5 poin di atas Bagnaia.

Pecco Bagnaia memulai balapan MotoGP dari posisi ke-13. Melihat posisi tersebut, sangat rentan Bagnaia makin tertinggal dari Jorge Martin. Sementara Jorge Martin memulai balapan dari posisi start ke-6 dan ia langsung menyodok ke posisi pertama selepas bendera start berkibar. Luar biasanya, Martin seperti tak tersentuh hingga lap ke-12. 

Di sisi lain, Pecco Bagnaia secara bertahap, mulai menyodok ke posisi sepuluh besar tanpa kesalahan sedikit pun. Kali ini ia begitu mulus mendahului rider yang ada di depannya. Memasuki lap ketiga, ia sudah berada di posisi 6 dan ternyata ia hanya butuh 3 putaran saja untuk memberikan tekanan kepada pembalap di dedepannya. Bagnaia sudah ada di posisi tiga besar di pertengahan lap ketiga. Ia sukses mendahului Fabio Quartararo dan Aleix Espargaro.

Ketika pole sitter, Luca Marini terjatuh karena tersenggol oleh Brad Binder, Bagnaia tetap aman melaju, ia tidak tegang atau terganggu konsentrasinya. Kondisi yang sama ketika mantan juara dunia MotoGP Marc Marquez juga terjatuh karena blundernya sendiri, Pecco Bagnaia masih tetap konsentrasi.

Lalu pada saat tiba pada momen pimpinan lomba, Jorge Martin terjatuh, Bagnaia seperti terlahir kembali untuk memacu tunggangannya. Ia memiliki peluang ems untuk mengambil alih pimpinan klasemen sekaligus membuka peluang mempertahankan gelar juara dunianya. Ia terus memangkas jarak dengan pembalap di depannya, Maverick  Vinales. Sedikit demi sedikit Bagnaia membuntuti Vinales. 

Pada lap ke-20 Bagnaia melakukan overlap kepada Vinales. Sejak saat itu, Bagnaia tak tersentuh hingga menyentuh garis finish. Meskipun sempat terjadi kejar-kejaran antara Bagnaia, Vinales dan Quartararo di dua tikungan terakhir, akan tetapi Bagnaia sukses memacu motornya mencapai kibaran bendera finish di urutan pertama. 

Terdapat tiga kunci kemenangan Pecco Bagnaia di seri MotoGP Mandalika tahun 2023. Pertama, kejelian tim mekanik Bagnaia dalam memilih ban. Manajer Ducati Lenovo Team, Davide Tardozzi layak diacungi jempol atas kecerdikannya memimpin tim untuk memutuskan strategi terbaik pemilihan ban. Tunggangan Bagnaia dipasangi ban hard untuk ban depan dan medium untuk ban belakang. Pemilihan ban untuk Bagnaia ini sedikit berbeda dan cenderung beresiko jika dipacu dalam kecepatan tinggi di tengah aspal lintasan Mandalika yang sangat panas. Sementara para rider lainnya lebih cenderung menggunakan kombinasi soft-medium dan medium-medium. Pemilihan ban hard pada ban depan Bagnaia ternyata membantunya mampu mempertahankan performa dan keseimbangan motor di tengah cuaca panas Mandalika. Suhu aspal yang mencapai 31 derajat Celcius menguntungkan Bagnaia dengan komposisi pemilihan ban. Ban depannya tidak mudah aus sehingga cengkeraman ban depannya lebih maksimal dengan demikian ia tidak mudah terpeleset atau mengalami tremor ketika masuk tikungan dalam kecepatan tinggi. 

Jorge Martin dibonceng menuju paddock. Sumber: Prima Pramac Ducati Racing GP.
Jorge Martin dibonceng menuju paddock. Sumber: Prima Pramac Ducati Racing GP.

Adapun di pihak Jorge Martin yang menguasai hampir setengah balapan, yakni sejak lap pertama hingga kedua belas, mengalami keausan ban depan berjenis soft yang membuatnya melakukan error sendiri atau blunder di tikungan ke-11 lap kedua belas. Inilah kekurangan ban soft di tengah cuaca yang panas. Cepat aus dan mengganggu kestasbilan motor. Jorge Martin sebenarnya memimpin balapan sendirian dengan keunggulan lebih dari tiga detik atas Maveric Vinales. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun