Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersukacitalah Menghadapi Kematian

5 April 2020   14:38 Diperbarui: 5 April 2020   14:44 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mari minum kopi. Aku percaya KKP akan mentraktir secangkir kopi setelah Pandemi Covid 19 ini berakhir. Kamu pegang ponjenkan I Foto: OtnasusidE

Judul ini boleh dibilang provokatif. Kalau ada yang bilang sombong maka orang itu tidak menyadari, kalau semua makhluk hidup akan mati. Semuanya, termasuk yang bilang sombong serta yang nulis ini. Jadi kenapa harus panik? Kenapa harus kecewa? Atau kenapa harus keluyuran ke mana-mana padahal diri sudah tahu positif Covid 19.

Tolong jaga dirimu dan keluargamu dari Covid 19. Tolong jangan tularkan Covid 19 ke lingkungan sekitar dan juga keluargamu. Kalau mau mati, silahkan mati sendiri. Jangan ajak-ajak orang lain.

Mengapa? Karena orang lain tidak mau mati konyol. Sudah tahu sarang buaya, ya jangan diberenangi. Sudah tahu sarang harimau, ya jangan dirusak tempat tinggal dan makanannya apalagi sampai masuk ke sarang harimau. 

Orang yang ingin sehat adalah orang yang bertanggung jawab terhadap ruh yang ditiupkan oleh Sang Maha Pencipta. Orang yang tolong menolong dalam Pandemi Covid 19 adalah orang yang tidak mau tinggal sendirian di muka bumi. Orang ini memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi. Orang-orang ini tahu tujuan dari penciptaannya, untuk memakmurkan bumi.

Memakmurkan itu tidak dengan memborong bahan pangan, bahan desifektan. Tidak menimbun dan menyimpan masker serta tidak pamer memakai APD super lengkap hanya untuk keperluan yang lebay. Masker dan APD super lengkap itu untuk mereka yang berjibaku melayani ODP (orang dalam pemantauan), PDP (pasien dalam pemantauan) dan positif Covid 19.

Nah, kalau ada yang mau merusak dengan cara tidak mau mematuhi anjuran para pengambil keputusan artinya orang itu sesuai dengan prediksi Setan. Manusia itu akan membuat kerusakan di muka bumi.

Jauh sebelum Pandemi Covid 19, ada seorang lelaki dan seorang perempuan duduk di keteduhan perkebunan karet. Menikmati nasi padang dengan dua lauk, ayam panggang dan rendang. Mereka berbicara mengenai kejujuran dan juga masa depan.

Sang lelaki mengaku sudah melakukan perjalanan kehidupan mulai dari hal-hal baik sampai ke hal yang terburuk. Bahkan kalau ada timbangan untuk masuk surga dan neraka, sang lelaki sudah ikhlas dan mengaku tidak perlu ditimbang lagi tetapi akan langsung jalan ke neraka.

Hanya ada air mata. Hanya ada ketegaran dan keikhlasan. Hanya ada kebisuan. Ayam panggang dan rendang hanyalah media untuk hati berkata.

Sang perempuan, membersihkan tangan sang lelaki. Kehidupan adalah masa depan. Kalau membicarakan sejarah tidak ada gunanya, kecuali untuk orang-orang yang mau menggunakan otaknya, berpikir dan mempercayai hidup adalah masa depan.

Pemeriksaan HIV/AIDS dan segala penyakit kelamin plus hepatitis dilakukan. Relasi cinta ini bisa diakhiri atau dilanjutkan dengan segala konsekuensi untuk mengantisipasi penularan. HIV/AIDS itu belum ada obatnya, mohon koreksi tulisan ini kalau ternyata HIV/AIDS sudah ada obatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun