Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Semua Masa Ada Lagunya

9 Maret 2020   14:08 Diperbarui: 9 Maret 2020   20:25 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Nindy (Kompal) Sedang Siaran Radio I Foto: Dokumentasi Nindy

Setiap tanggal 9 Maret kita merayakan hari Musik Nasional. Setiap masa ada lagunya. Setiap kejadian ada lagunya. Setiap jatuh cinta ada lagunya. Setiap patah hati juga ada lagunya.

Perempuan berwarna suara agak kelaki-lakian itu sering membacakan surat pembaca di sebuah stasiun radio. Surat yang dibacakan mulai dari surat cinta, surat kekesalan, surat putus asa, surat marah, surat menyatakan cinta dan yang paling banyak adalah surat patah hati.

Dalam pembacaannya, sang penyiar begitu menghayati pesan-pesan yang ingin disampaikan. Penyiar tenggelam bersama. Ada rasa dalam pembacaannya. Antara penyiar dan penulis sehati. Surat-surat yang dibacakan menimbulkan empati pada si penulis surat untuk bangkit.

Lagu-lagu yang mengiringi pembacaan surat dipilih agar mengikuti suasana surat. Pembacaan surat minimal dua hari setelah surat diterima atau menunggu antrian.

“Surat dari sahabat” itulah segmen acara yang dibawakan oleh perempuan bersuara “ngebass.” Nama udaranya adalah Alex. Suara renyah dan pembawaan tenang membuat imaji pendengar berenang di kolam khayal mengenai rupa Alex. Tapi tak membuat hamil.

Di kawasan bedeng para mahasiswa ABS (baca : anak buntu sepanjangan) di tepi sungai, suaranya sangat ditunggu Rabu malam dan Sabtu malam. Pukul 19.30 sampai 20.30. Tujuh lelaki yang tinggal di tujuh bedeng itu akan mandi sore dengan cepat dan akan membawa makan malam mereka di teras bedeng. Begitupun dengan tugas kuliah yang mesti diselesaikan besok.

Suara Alex yang ngebass dan pandai memainkan intonasi dan juga volume musik yang menjadi latar belakangnya membuat tujuh pria dengan tiga diantaranya sudah memiliki pacar itu menjadikan Alex sebagai “kekasih gelap” dalam artian rindu gelap.

“Selingkuh suara,” kata Firmansyah kelahiran Jakarta tetapi ibu dari Pagaralam.

Bedeng tepi sungai itu senyap. Suara jangkrik terdengar jelas mulai menyanyi. Bukan itu yang ditunggu tetapi warna suara Alex yang ditunggu.

Suara bass dan renyah meleleh membuat beberapa lelaki di bedeng berusaha mencari tahu perempuan itu lebih dalam. Mereka mencari tahu siapakah Alex.

Seorang lelaki berkulit hitam tapi manis,  Antariksa berujar, “Kalau mau jadi pacar… aku akan jadi lelaki paling beruntung. Tuhan tolonglah….”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun