Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Si Mbok Diajak Kawin Mang Jue

29 September 2018   19:39 Diperbarui: 29 September 2018   20:01 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://casaveneracion.com

"Bu, saya ikut ibu sudah lama ya. Saya ingin sedikit ngomong. Bolehkan?", ujar Mbok Asih.

Mbok Asih, sudah ikut kami sudah sangat lama. Ketika si bungsu masih berumur 7 bulan. Dan kini si bungsu sudah kelas 4 SD. Bagi dua lelaki kakak-kakak si bungsu, Mbok Asih juga menjadi ibu alternatif kalau si kaki kupu-kupu sedang dinas di luar. Sampai detik ini Mbok Asih masih dapat dipercaya, apalagi untuk si bungsu maka dia akan  fight hingga berdarah-darah apapun kebutuhan dan keperluannya.

Si bungsu memang sudah dianggap anak sendiri oleh Mbok Asih. Kalau si bungsu dihukum oleh si kaki kupu-kupu maka Mbok Asih akan menjadi ibu penyelamat yang meringankan hukuman. Kalau ada acara keluarga Mbok Asih, si bungsu pasti akan diculik alias diajak untuk ikut serta.

Si Mbok akan mengenalkan si bungsu sebagai anaknya. Si bungsu yang ditanya  ya  cuma bergelayut manja di kaki Mbok Asih.

Jadi si mbok sudah dianggap keluarga sendiri oleh kami demikian pula dengan kami sudah menganggap keluarga sendiri dengan si mbok. Sebuah hubungan timbal balik yang merekat kuat sampai saat ini.

"Gini bu, saya dikejar-kejar oleh Mang Jue juragan petai. Dia duda dua anak. Aku diajak kawin oleh Mang Jue. Gimana menurut ibu?," curhat Mbok Asih.

Kaki kupu-kupu mikir agak lama sebelum memberikan jawaban. Di kepala kaki kupu-kupu, berkelebat, bagaimana dulu waktu baru masuk, Si Mbok banyak izin karena harus mengurus suaminya yang terkena diabetes. Di saat-saat paling parah hidupnya, Mbok Asih harus berjuang membawa suaminya cuci darah seminggu dua kali selama bertahun-tahun. Hingga akhirnya, suaminya meninggal dunia, sebuah perjuangan materi, mental dan juga pikiran. Kemudian bangkit.

Demikian pula bagaimana Mbok Asih berjuang menyekolahkan dan juga mengkuliahkan anak-anaknya. Sebuah perjuangan yang benar-benar diketahui oleh si kaki kupu-kupu. Mbok Asih menjadi perempuan Kepala Rumah Tangga yang tidak mengeluh apalagi sampai curhat di Medsos betapa beratnya hidup ini.

Setelah berpikir sebentar dan menghela nafas, akhirnya si kaki kupu-kupu menyatakan pendapatnya. "Mbok saat ini sudah tenang. Mbok saat ini sudah nggak pusing lagi. Mbok sekarang ini sudah menikmati hidup,".

"Mbok sudah tuntas pekerjaannya dengan almarhum Pak E. Anak-anak sudah menikah semua. Kalau masih kangen ngasuh  kan  masih ada si bungsu yang bisa  ditenteng  ke mana si mbok mau, dengan catatan paling penting PR, tugas sekolah dan les harus dikerjakan, dijalankan. Cucu juga sudah ada," jelas kaki kupu-kupu.

"Mbok juga kan tahu pekerjaan Mang Jue apa? Mbok nggak tahu  kan riwayat kesehatan Mang Jue?".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun