Mohon tunggu...
Dr. Abdullah Oski Illiandri
Dr. Abdullah Oski Illiandri Mohon Tunggu... Ilmuwan - Akademisi dan Peneliti

Musafir di padang pasir..

Selanjutnya

Tutup

Money

Apakah Hina Menjadi Penjual Bubur?

9 September 2014   23:29 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:10 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Membaca tulisan wartawan detik dot com tentang perjalanan nasib dari mantan artis Norman Kamaru sungguh memprihatinkan. Bukan kisah Norman Kamarunya yang memprihatinkan, tapi wartawannya yang nulis itu lho! Terlihat sangat nampak mindset si wartawan betapa hina dimatanya profesi penjual bubur dibandingkan menjadi artis yang penuh kemewahan dan dikelilingi popularitas. Tulisan semacam itu merupakan racun bagi semangat kewirausahaan yang sedang giat-giatnya dicanangkan oleh pemerintah. Semangat kewirausahaan yang memang harus dimulai dari nol dihina mentah-mentah oleh si wartawan dengan sebutan "hidup sederhana" dibandingkan dengan segala kemewahan hidup yang dirasakan oleh para artis. Secara eksplisit tulisan itu mentertawakan nasib seorang penjual bubur dan menganggap hina pekerjaan berdagang.

Bagi penulis, sungguh kesederhanaan Norman Kamaru hari ini sangat jauh lebih terhormat dibandingkan dengan hidup glamournya sebagai artis yang pernah dia reguk. Sungguh kenikmatan hidup sederhana yang dilaluinya tak bisa dirasakan oleh orang-orang yang mengagungkan hidup mewah dan penuh kelezatan materi. Sungguh sangat terhormat seseorang yang tidak malu berdagang selapak dua lapak demi menghidupi anak istri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun