Mohon tunggu...
Oshie Aisyah
Oshie Aisyah Mohon Tunggu... -

menulis bagiku adalah panggilan jiwa

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Indonesia Akan Berhadapan dengan Hiperinflasi dan Revolusi?

23 November 2013   16:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:46 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi perekonomian Indonesia yang cendrung memburuk, menyebabkan banyak orang yang mulai berspekulasi dan mencoba mentafsirkan bagaimana nasib Indonesia kedepannya. Salah satu topik hangatnya adalah nilai tukar rupiah yang terus jatuh. Banyak yang bertanya-tanya mengapa kenaikan BBM kali ini tidak berdampak baik, malah menjatuhkan nilai  rupiah? Jawabannya adalah karena ketidakpastian dan kegalauan pemerintah itu sendiri dalam menetapkan kebijakan ekonomi. Sehingga menyebabkan banyak pihak yang dalam hal ini kebanyakan asing memutuskan untuk  mulai “ngebuang rupiah” , surat utang dan teman-temannya lepas semua. Mereka merasa takut atas kegalauan pemerintah Indonesia ini, nanti bukannya untung malah jadi buntung. Seperti yang dikatakan oleh Lana Soelistiansih dari Samuel Sekuritas yang bisa menolong Indonesia adalah hutang dan investasi luar negeri. Namun, itu bukanlah satu-satunya solusi. Bank Indonesia telah menganjurkan solusi yang akan memberikan dampak significant untuk perbaikan ekonomi ke depannya. Yaitu dengan menaikkan suku bunga menjadi 6,5% dari semualanya hanya 6%, jika dibandingkan dengan suku bunga luar negeri yang hanya 2% sebenarnya ini merupakan tawaran yang cukup menggiurkan bagi investor untuk menanamkan sahamnya di Indonesia. Dengan kenaikan suku bunga ini juga dapat setidaknya memperbaiki dan menahan laju “gaya hidup” masyarakat Indonesia yang cenderung “kalap” dewasa ini.

Kemungkinan pertanyaan yang akan timbul dari kenaikan suku bunga ini :

Apakah tidak akan terjadi PHK massal?

Saya pikir ini pertanyaan yang cukup “lebay” karena bukan berarti hari ini suku bunga naik besok langsung terjadi  PHK besar-besaran. Memang  peluang untuk itu tetap ada tapi tak kan serta merta seburuk yang kemudian bisa diasumsikan masyarakat pada umumnya.

Apakah tidak akan memperbanyak kredit macet?

Dengan menaikkan suku bunga, justru akan menahan pencairan kredit. Akan memposisikan kehidupan manusia Indonesia pada tingkat sewajarnya mereka, tanpa tertuntut akan kebutuhan yang sebenarnya belum mampu mereka tunaikan hak dan kewajibannya. Ingin punya mobil? Ya ditahan dulu, belum mampu, beli yang mampunya saja dulu seperti motor , atau ditabung , bisa juga dimanfaatkan untuk membuka usaha.

Bagaimana dengan Hiperinflasi?

Masih sangat jauh itu kajiannya. Belum sampai 600, ini juga sangat “lebay” , menakut-nakuti dan tak menghadirkan solusi.

Apa iya dana cadangan Bank Indonesia hanya cukup untuk beberapa bulan ke depan?

Jawabannya bukan masalah cukup tak cukup, tapi baru dianggarkan sampai 5 bulan ke depan. Dan ini juga tidak se “lebay” yang disangka. Dana ini masih cukup untuk membayar utang dan biaya impor Indonesia. Dan itu juga jumlahnya sangat besar. Kecuali dalam jangka waktu dekat terjadi perang, perekonomian mati, baru dana ini tidak mencukupi. Apa iya Indonesia akan sehancur itu dalam rentang 5 bulan ke depan? Jadi ya begitulah, tafsirannya jelas-jelas berlebihan.

Mungkinkah terjadi REVOLUSI?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun