Mohon tunggu...
ORYZA PARAMITHA SALSABILLAH
ORYZA PARAMITHA SALSABILLAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

omnia mutantur nihil interit

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Underground Electrical System atau Sistem Elektrik Bawah Tanah: Solusi Kenyamanan Elektrik di Indonesia

15 Desember 2022   17:51 Diperbarui: 16 Desember 2022   10:00 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Latar Belakang

            Listrik merupakan sumber daya pokok yang dibutuhkan oleh seluruh masyarakat di Indonesia. Hampir setiap waktu listrik diperlukan dalam kegiatan sehari-hari, seperti memasak, mencuci, mengisi daya, dan lain-lain. Kebutuhan elektrik ini dapat tersalurkan dari satu tempat ke tempat lain karena adanya transformator yang terpasang pada setiap tiang listrik dan terhubung oleh kabel.

            Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara yang menyediakan listrik dengan menggunakan kabel sebagai media penyaluran daya. Pemandangan tiang listrik berkabel yang berdiri dalam jarak tertentu ini dapat dijumpai dengan mudah, baik di perkotaan, maupun di pedesaan. Jadi, bukan merupakan hal asing lagi jika untaian kabel tampak menghiasi jalanan.

            Tiang listrik dengan tiang lainnya pada umumnya berkisar 40-50 meter (Zulkarnaen). Karena jarak yang cukup jauh ini, maka kabel yang terpasang pada masing-masing tiang listrik akan tampak kendor di siang hari. Hal ini karena suhu udara di siang hari yang cenderung panas, sehingga menyebabkan terjadinya pemuaian pada kabel. Oleh karena itu, penampakan tiang listrik berkabel ini akan terlihat tidak rapi. Belum lagi adanya resiko kabel terputus yang cukup besar, baik karena usia, maupun faktor alam, akan menimbulkan resiko lain yang lebih besar, yakni korsleting, bahkan kebakaran.

           Tata letak tiang listrik harus benar-benar diperhatikan agar dapat meminimalisasi resikonya. Berdasarkan unggahan pada akun Twitter PLN, @pln_123, jarak tiang listrik dengan perumahan minimal 3 meter guna mengurangi resiko gangguan jaringan listrik. Jarak tersebut diperlukan guna memberi ruang apabila terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti korsleting yang menyebabkan kebakaran. Namun, hal itu dapat menyebabkan kekurangefektifan dalam pemanfaatan ruang dan wilayah.

           Faktor alam juga berpengaruh besar terhadap jalannya transmisi daya dari satu tempat ke tempat lain. Bencana yang sukar diprediksi kapan datangnya juga menjadi salah satu faktor rentannya penggunaan listrik yang tersambung dalam trafo pada tiang. Iklim dan tekanan angin yang terkadang tidak menentu mengakibatkan munculnya resiko tiang listrik tumbang lebih besar. Beberapa kali juga terjadi tiang listrik yang roboh, yang mana mengakibatkan kecelakaan. Dalam beberapa koran online, di antaranya adalah di Pangkalan Bun (Borneo) yang terjadi pada 9 Maret 2022 dan mengakibatkan terputusnya jaringan listrik (Ristiantoro: 2022), di Gresik pada 23 Februari 2022 dan mengakibatkan kecelakaan lalu lintas (Ramadan: 2022), dan di Bekasi pada 6 Maret yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa (Michella: 2022).

             Kecelakaan listrik juga menjadi resiko besar yang seringkali terjadi, seperti tersetrum atau korsleting yang seringkali memakan korban jiwa, maupun harta dan benda. Kecelakaan ini dapat terjadi karena hal yang terkadang tampak remeh saja, seperti kabel layang-layang yang terputus dan tanpa sengaja menggores kabel listrik. Kecelakaan akibat benang layang-layang ini terjadi pada seorang anak di Aceh yang menyebabkan ia kehilangan nyawanya (Khusniah: 2021).

              Oleh karena beberapa hal tersebut, pemerintah dan lembaga yang berkaitan harus lebih mampu merencanakan dan melaksanakan pembangunan, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan listrik, guna menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.

Tujuan

  1. Memberikan gambaran strategis solusi ketidaknyamanan tata letak tiang listrik di Indonesia.
  2. Memberikan gagasan sebagai salah satu inovasi pembangunan di dalam negeri.
  3. Memberikan penjelasan strategis pengkondisian tata letak tiang listrik dan kabelnya agar memberikan kenyamanan pada masyarakat.
  4. Mengidentifikasi kebermanfaatan penerapan gagasan ini untuk jangka panjang.

 

Manfaat

  • Sebagai gagasan strategis dan inovatif pembangunan futuristik bangsa.
  • Strategi dalam meningkatkan kenyamanan masyarakat, khususnya berkaitan dengan kebutuhan listrik.
  • Gambaran baru tata letak dan tata wilayah di Indonesia.
  • Pertimbangan pemerintah dan pihak terkait mengenai pembangunan underground cable di Indonesia secara merata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun