Mohon tunggu...
Orok Menes
Orok Menes Mohon Tunggu... -

Orok Menes adalah praktisi dan pemerhati pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa Kata Mereka tentang Ujian Nasional

5 Desember 2009   13:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:03 2426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ujian Nasioan merupakan kata yang tidak asing lagi dalam dunia pendidikan pada akhir-akhir ini. Kata tersebut bahkan menjadi sangat menakutkan bagi para orang tua dan pelaksana pendidikan di level sekolah maupun dinas pendidikan. Berikut, saya ingin mengutipkan beberapa pendapat mahasiswa tentang ujian nasional. Pro dan Kontra Tentunya. Lihatlah ......

wouw,… memang kalo membicarakan tentang UN ga akan pernah ada habisnya. jujur, saya sangat tidak setuju dgn diadakannya UN. krn bukan hanya korban siswa yang tidak lulus saja yang akan terjadi,namun korban jiwa pun banyak berjatuhan. apakah ini pantas???????? mungkin ide saya ini tidaklah dapat langsung diterima dan dilaksanakan,namun saya fikir ini dapat dicoba oleh pemerintah untuk saat ini. seperti tujuan UN, yaitu adanya standar nilai. mungkin dengan mengumpulkan hasil belajar anak selama 3 tahun dibangku sekolah,lalu membagi dan merata-ratakannya, kemudian tetap diadakannya UN (namun tidak mutlak dijadikan sebagai standar kelulusan bagi siswa )dan lalu melihat segala aspek tentang siswa itu dari segi non akademik(sikap,perilaku,kerajinan,de el el(menurut saya ini juga sangat penting sebagai salah satu syarat kelulusan bagi siswa))lalu mengakumulasi semuanya dan dirata-rata kan kembali. lalu nilai akhir tersebut adalah merupakan nilai standar dari siswa itu. menurut saya, ini sangat adil untuk semua pihak. guru dapat turut serta dalam menentukan kelulusan anak didiknya dengan 3 tahun ia mengajarnya, pemerintah tetap melaksanakan UN(walaupun tidak menjadi nilai kelulusan mutlak), dan siswa, dengan diberikannya penilaian sikap, perilaku, serta segala yang berhubungan dengan non akademik juga akan dapat membantu. dan juga dapat membantu guru untuk mengontrol siswa2nya. dengan sikap,perilaku,serta semua yang berhubungan dengan non akademik dimasukkan kedalam salah satu penilaian untuk lulus, siswa akan menjaga sikap dan perilakunya selama menjadi siswa. apabila ada yang salah dan tidak setuju dengan pendapat saya, saya mohon maaf.
  • eemmmm…..
bicara soal UN memamg ga ada habisnya. menurut saya, UN memang bagus tapi tujuan yang di standardisasi dengan patokan nilailah yang salah. hal itu malah membuat siswa stres dengan standar nilai UN untuk mereka. Kalau hanya di patokkan dengan standar nilai itu sangatlah mudah karena slama ini nyatanya untuk mendapatkan nilai UN dengan baik tidak sulit karena banyak pihak yang membantu kegiatan kriminal tercipta seperti bocoran soal dan jawaban UN dari pihak sekolah, pihak depdiknas, dan atau membeli dari pihak yang dipercaya yang semata-mata dilakukan untuk mendapatkan penghasilan lebih. Sangat mudah bukan????? itu yang salah dalam sistem pendidikan di Indonesia yang lebih mementingkan hasil akhir dari pada proses. Padahal untuk menjadikan siswa yang berbobot diperlukan proses yang baik dan bukan hasil akhir. Mungkin dari sekolah dasar kita telah terbiasa dengan hasil akhir, bukan proses.dan itu yang membuat siswa malas belajar kerena nilai dapat didapatkan dengan instan tanpa perlu banyak proses. Menurut saya, jika semua pihak ikut berpartisipasi dalam menciptakan kedisiplinan dan lebih menekankan pada proses, tentunya untuk menghadapi UN, siswa tidak akan mendapat mesalah yang rumit karena pada dasarnya UN adalah soal-soal yang sudah pernah dipelajari dari awal hingga akhir dan itupun tidak sluruhnya. Para siswa hanya tinggal mengulan materi pelajaran. dalam hal ini peran siswa juga sangat diperlukan,dengan cara mengulang kembali pelajaran yang telah diajarkan ,di rumah.Tentunya dengan peran orang tua sebagai pembimnimg di rumah.Dengan belajar mencicil seperti itu saya rasa untuk menghadapi UN tidaklah berat. Intinya diperlukan kerja sama smua pihak terkait.
  • UN atau UJIAN NASIONAL yang selalu menjadi kontroversi setiap akhir tahun ajaran baru. Walaupun telah menuai kontronersi (ceeiillleeehhhh…) tapi tetap saja pemerintah menetapkan UN sebagai tolak ukur bagi kelulusan seorang siswa untuk ke jenjang pendidikan berkutnya. Sebenarnya dari namanya udah keren bgt iiaa,teman2…??? Ujuan NAsional gtuu loo…!!!! PAs bgt kan untuk mengevaluasi belajar siswa??TApi disini sistem/cara pelaksanaannya saja yang tidak tepaT.Bukan mau menyalahkan pemerintah juga loo… Tujuan pemerintah sangat bagus.Well,,meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui UN dengan standarisasi nilai yang telah ditetapkan dan semakin naik dari tahun ke tahun. TApi yiia itu tadi sistemnya yang salah. MEngapa kelulusan seorang siswa ujian ditentukan oleh tiga mata pelajran saja??Kemana mata pelajaran yang LAin??(YAng PAling menentukan kan B.Indonesia,B.Inggris dan MAtematika).KAlAu begitu dari awal saja kita hanya mempelajari tiga mata pelajaran itu..heheheee… LAlu bagaimana yiia cara mengatasinya…??? Saya sependapat dengan ejha.Melihat kelulusan siswa dari aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya.Dalam hal ini juga kan gak hanya mementingkan hasil, proses juga diukur untuk kelulusan siswa itu tadi. MEmang, dari tAhun ke tahun setelah ada UN, secara tidak sadar angka kelulusan sedikit bertambah dibanding tahun sebelumnya.PAra siswa ujuan berlomba-lomba agar bisa lulus dengan nilai yang memuaskan.tapi teman2 tahu gakk…??? GAk semuwa hasil dari kelulusan mereka murni karena belajar dengan tekun loo…Ada “pihak2 tertentu” yang membantu untuk kelulusan siswa ini, yang kita sebut sebagai “TIm SUKses” Hhhhmmmm… BAru2 ini telah tertangkap 15 orang guru di MAkasar yang kedapatan mencuri soal UN agar anak didiknya bisa lulus semua.Niat guru tersebut baik, tapi slaah iia teman2…??? Tuuhh kann… pemerintah harusnya peka terhadap masahal UN. DAri masalah UN, jadi timbul masalah baru… huhuhuuu… MEngapa iia pemerinyah gak menetapkan sistem baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di IndoNesia??? Tidak ada cara lain atau dirasa siswa2 di Indonesia gak mampu??? Sebenarnya, kalau kita mampu dan bisa,,, Mengapa pemerintah gak menerapkan evaluasi belajar seperti di FInlandia saja yiiaa..???? Itu mungkin sedikit pendapat dari saya mengenai UN….
  • UN… Sebenarnya UN tuh kalo dilihat dari tujuan pemerintah mengadakannya sih baik,yaitu buat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,tapi pemerintah juga “salah” dari caranya merealisasikan tujuan mereka. Tapi UN juga punya dampak positif juga c kalo menurut saya, yaitu kita jadi lebih sering belajar rajin karena kita kan takut kalo ga lulus. Nah karena semua orang yang ikut UN takut ga lulus jadi juga mengakibatkan kecurangan” yang ada,bahkan sering juga terjadi pada pihak sekolah yang membocorkan soal2 UN. Kalo emang UN masih mau di terapkan lagi di Indonesia pemerintah juga harus memperhatiakan kualitas sarana dan prasarana pendidikan di semua wilayah Indonesia tanpa kecuali. Pemerintah juga seharusnya ga membuat peraturan bahwa UN merupakan harga mati sebuah kelulusan. Seharusnya juga syarat2 kelulusan ga berubah setiap tahunnya coba deh kalo diterapkan mungkin kurang lebih selama 3 tahun.Atau pemerintah Indonesia belajar dari kebijakkan pemerintah di Finlandia tuh, Belajar kan ga harus meniru kebijakkan seluruhnya kan.
  • Hem,dari ulasan Ulil, tentang UAN sepertinya melihat UAN betul2 tidak cocok untuk ank indonesia. Melìhat dari negara lain, indonesia sendiri sudah berbeda sifat dan kultur. Dan otomatis dari segi pendidikan pun berbeda. Memang, program UAN ini jika dilihat sepertinya tidak adil,karena tdk melihat perjuangan ank dari nilai2nya lain juga proses blajar ank. Nilai ujian harian,smester,sama sekali tidak berpengaruh lagi untuk membantu kelulusan anak. Dari pandangan saya sendiri, UAN memang semakin mengerikan. Menjatuhkan byk mental anak. Namun hal ini tidak akan terjadi jika para guru menata para siswa dgn baik.Dgn disain pembelajaran yg tepat dan kurikulum yg djalankan sepenuhnya. Pemerintah menetapkan hal ini,krn ingin menghasilkan remaja2 yg unggul. Bukan menjatuhkan remaja indoNesia. Saya pikir,dgn sistim UAN ini bagus.Namun kekurangannya, penaikan nilai standartnya yg trlalu cepat,apa lg ada penambhan mata pelajaran yg di UAN kan.Membuat anak2 kaget dan stress duluan. Dari segi pendapatan guru,saya lihat, mulai membaik.Gaji guru mulai diperhatikan. Dan ini bukan penghalang siswa2 jadi terlantar kan?
  • DuH,,,dUH,,dUH,, Memang akhir2 ini UN menyita perhatian seluruh lapisan masyarakat Indonesia…bukan hanya siswa yang menghadapi UN saja yang khawatir dan takut, bahkan orang tua yang anaknya akan menghadapi UN pun menjadi snewen memikirkan anaknya (termasuk orang tua saya Lho) hehehe… YupZ,,, saya sependapat dengan beberapa komentar dari tmn2 di atas… tidak seharusnyaUN dijadikan tolak ukur dalam menuentukan kelulusan belajar kita selam 3 tahun ini. Apakah pantas 3 tahun belajar dibayar dengan 3 hari dan dengan 3 mata pelajaran, pula??? yah,,walaupun tahun ini hari dilaksanakannya UN ditambah hari dan ditambah beberapa pelajaran pula. HAL itu justru akan membuat siswa semakin takut dengan sosok UN… apakan UN ini sangat menentukan siswa mana yang cerdas dan siswa mana yang tidak cerdas??? Apakah UN ini dapat menjadi tolak ukur siswamana yang telah menerima pelajaran dengan baik selama 3 tahun ini??? jawabannya adalah TIDAK… UN tidak dapat menentukan bahwa siswa yang lulus UN termasuk siswa yg cerdas, sedangkan siswa yang gagal UN termasuk siswa yang bodoh.. Bayangkan saja, seorang juara kelas gagal dalam UN, bahkan sang juara Olimpiade pun dapat dikalahkan dengan UN. sedangkan siswa yang selama ini hanya bermalas-malasan dan bermain-main dalam belajar, dapat lulus UN dengan baik.. Yupz, hal ini tergantung pada faktor keberuntungan semata.. So,,klo menurut saya UN ini sangat tidak efektif. Pemerintah harus menerapkan sistem pendidikan yang baru untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia, bukan hanya denga UN…^_^
  • ... janganlah juga mempertahankan UN hanya karena untuk mempertahankan pendapatan orang yang terlibat didalamnya. Masalah kesejahteraan kan bisa dilakukan dengan mekanisme lain bukan dengan UN. Orientasi UN harus di rubah……. bukan menjadikan siswa sebagai terpidana. UN bukan untuk ‘menggampar’ siswa, tapi untuk ‘menggampar’ yang menyelenggarakan sistem pendidikan. Ingat pakar evaluasi mengatakan bahwa, ‘evaluation is not to prove, but to improve”. begitu kata Om Stufflebeam.
  • Format pengganti UAN yang ada saat ini sebenernya dah coba diterapkan oleh teman-teman TP. Mungkin ada tpers yang inget pernah bikin portofolio sebagai nilai ujian akhir semester? Nah,, portofolio merupakan format yang cukup bisa dijadikan tolak ukur dalam mengevaluasi diri. Peserta didik terlatih untuk bertanggung jawab dalam menggali kekurangan apa yang dia temui selama belajar.. Wel, ini memang bukan kemampuan yang ajaib. tapi jika dibiasakan, kemampuan berfikir tentunya akan terbiasa dengan hal ini. Kemampuan dalam menganalisa dan menggambarkan diri sendiri.
  • Begitulah pendapat mereka tentang ujian nasional. Kontroversi memang. Ulasan lebih serius dan teoretis tentang UN dapat Anda lihat di http://www.ilmupendidikan.net atau

klick disini: Ujian Nasiona dan Kualitas Pendidikan Kita. Atau Anda juga bisa melihat ulasan lugas tentang ujian nasional disini: Ujian Nasional Apa sih yang Diuji?

  • Mudah-mudahan bermanfaat buat Anda...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun