Mohon tunggu...
Harun Anwar
Harun Anwar Mohon Tunggu... Desainer - Menulis sampai selesai

Lelaki sederhana yang masih ingin tetap tampan sampai seribu tahun lagi

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Sejarah 4 Agustus: Susi Susanti Raih Emas di Olimpiade Barcelona 1992

4 Agustus 2021   07:50 Diperbarui: 4 Agustus 2021   08:07 1840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: gerai.kompas.id

Beberapa hari menjelang "Barcelona 1992 Summer Olympics" atau Olimpiade Barcelona di Catalunya Spanyol, presiden Soeharto secara khusus menyampaikan pesan kepada ketua umum PBSI waktu itu Tri Sutrisno agar mengupayakan meraih sebiji medali emas untuk dibawa pulang ke tanah air.
       
Dalam pengakuan Tri Sutrisno itu adalah momen pertama kalinya di mana presiden Soeharto memberikan pesan khusus bagi rombongan yang akan berangkat ke olimpiade. 

Hal yang sama tak pernah dilakukan sang presiden saat olimpiade sebelum-sebelumnya. 

Maklum saja baru di olimpiade Barcelona inilah olahraga bulu tangkis resmi dipertandingkan, yang artinya besar harapan Indonesia bisa meraih paling tidak sebiji medali emas sebagaimana pesan sang presiden. 

Terlebih mengingat kala itu kekuatan bulu tangkis Indonesia sangat solid.
           
Tim Indonesia berangkat ke Barcelona dengan kepercayaan diri tinggi. Khususnya dari sektor bulu tangkis sendiri yang membawa pemain-pemain terbaiknya.
         
Dan tak salah memang harapan presiden Soeharto saat itu. Indonesia memang benar-benar membawa pulang emas. Bukan sekeping, malahan dua sekaligus. 

Sisanya dua perak dan satu perunggu juga diraih dari bulu tangkis. Susi Susanti dan Alan Budikusuma yang di saat bersamaan adalah sepasang kekasih itu sama-sama sukses naik podium juara dengan air mata dan keringat.
           
Khusus Susi Susanti yang memotori nomor tunggal putri, ia berhasil mencatatkan sejarah sebagai atlit Indonesia pertama yang mampu meraih emas di pesta olah raga terbesar dunia olimpiade. Ia juga sekaligus merupakan tunggal putri pertama di dunia yang meraih medali emas olimpiade untuk cabang bulu tangkis.
       
Kisah Susi Susanti di olimpiade Barcelona 1992 tertuang dalam sejarah olah raga nasional dengan tinta emas yang mengharumkan. Usianya baru 21 tahun. 

Prestasinya di berbagai ajang sebelum tiba olimpiade terbilang sangat baik. Ia harapkan bisa berbuat banyak di Barcelona. Dan itu ia buktikan setidaknya hingga sampai di final. Ia nyaris tak menemui perlawanan berarti.
       
Berita tembusnya Susi Susanti di final bulu tangkis sektor tunggal putri membuat banyak orang kian optimis. Redaksi koran Harian Kompas bahkan sampai berani berjudi dengan menyiapkan berita juaranya Susi Susanti di olimpiade untuk dijadikan halaman utama yang terbit tanggal 5 Agustus 1992. 

Redaksi tampaknya tidak main-main dengan itu. 

Mereka mengutus Kartono Riyadi, fotografer andalan Kompas, berangkat ke Barcelona guna memperoleh foto Susi Susanti dengan medali emasnya untuk headline berita. Padahal pertandingan final baru akan digelar 2 hari kemudian. 

Tim redaksi waktu itu cukup yakin Susi Susanti akan memenangkan pertandingan dan dapat emas. Keyakinan yang sama juga disematkan pada Alan Budikusuma. Tetapi karena Susi Susanti yang akan bertanding lebih dulu maka itu tentu lebih spesial.
         
Bang So Hyun yang merupakan pemain tunggal putri nomor satu Korea Selatan menjadi lawan Susi Susanti di laga final. Bang So Hyun sendiri adalah rival sengit Susi. 

Ia juga pemain papan atas dunia setidaknya selama dekade 90an. Ini pula yang dipercaya akan bikin pertandingan jadi lebih ketat. 

Dan itu terbukti. Kedua pemain bermain sangat hati-hati. Susi Susanti bermain dengan tenang. Bertahan dan menyerang sama baiknya. Hingga akhir ia pun keluar sebagai pemenang.
         Hari itu Susi Susanti menjadi perempuan Indonesia paling cantik. Ia mengekspresikan raihan poin pamungkas dengan begitu emosional. Langkah menuju podium dengan senyum bahagia. 

Dan tatkala bendera Indonesia dikerek paling tinggi dengan iringan lagu kebangsaan air mata Susi Susanti pun pecah. 

Wajah mudanya begitu polos. Presiden Soeharto yang tengah menyaksikan di layar televisi tak kuasa menahan keharuan. Begitu juga setiap orang yang menonton langsung siaran pertandingan hari itu. 

Semua orang menangis.          
Kebahagiaan itu semakin lengkap karena sejam berselang giliran Alan Budikusuma yang meraih emas setelah memenangkan pertandingan Indonesian final melawan rekannya Ardi Wiranata.
         
Dua foto ini menggambarkan bagaimana perasaan haru bahagia Susi Susanti di waktu pengalungan medali. Foto pertama adalah foto yang dimuat jadi foto headline di halaman depan harian kompas sehari berikut. Foto kedua adalah satu dari sekian foto bersejarah bagi masyarakat Indonesia. Kedua foto itu diambil langsung Kartono Riyadi.
     
Pihak Kompas membeberkan cerita menarik mengenai dua foto itu. Semula foto di mana Susi Susanti menangis dipilih untuk halaman utama. 

Namun saat foto ini dikirim melalui fax dari Barcelona ke Jakarta beberapa masalah terjadi yang menyebabkan kualitas foto berkurang di mana air mata Susi Susanti jadi tak begitu tampak. 

Tim editor coba mengakali dengan menambahkan pewarna di bagian mata. Namun itu urung terjadi. Kenyataannya redaktur malam harian Kompas waktu itu Indrawan Sasongko lebih memilih foto tanpa air mata untuk jadi foto di halaman utama harian Kompas.
         
Setelah keberhasilan Susi Susanti dan Alan Budikusuma meraih emas di Olimpiade Barcelona cabang bulu tangkis secara rutin selalu menyumbang medali emas di gelaran-gelaran olimpiade berikutnya. 

Baru ketika Olimpiade London raihan emas terhenti. Setelah itu kita melihat semua sudah kembali. Sampai yang terakhir dilakukan Apriyani Rahayu Greysia Polii dalam nomor ganda putri sekaligus mencetak sejarah sebagai ganda putri pertama Indonesia yang meraih emas olimpiade.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun