Mohon tunggu...
Muhammad Ala
Muhammad Ala Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Refleksi tentang Revolusi Mental

30 Mei 2015   20:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:26 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Melihat kondisi saat ini dengan cara melihat dari atas ke bawah mengamati dengan model Piramida, bahwa bangsa saat ini sedang dalam kondisi degradasi moral, maka bagiku seorang pemimpin yang bermoral itu menjadi salah satu kebutuhan primer di negeri ini, sehingga program revolusi mental harusnya tetap dalam konteks misi Liutammima Makaarimal Akhlaq, artinya gerakan dengan basis Fastabiqul Khayrat itu sangat penting untuk selalu dikumandangkan.

Perbaikan moral anak muda yang saat ini sangatlah memprihatinkan, sehingga pemimpin beberapa tahun ke depan mungkin tidak akan jauh berbeda dengan kondisi kepemimpinan saat ini. karena mental-mental tua yang notabane-nya jauh dari perbuatan yang bermoral, mental korup misalkan, hal itulah yang harus direvousi dengan mental-mental muda, sehingga slogan “saatnya yang muda memimpin” itu tidak hanya umur yang muda tapi dengan mental yang juga muda. artinya anak muda saat ini tidak meniru mental orang-orang tua yang ada di birokrasi saat ini, yang tetap dengan mental orang-orang lama, meskipun dengan wajah yang berbeda.

Wa Man Lam Yahkum Bima Anzalallah Faulaaaika Humuddzhalimun, kebalikan dari bahasa dzhalim itu disandingkan dengan bahasa adil sehingga kalau kita berbicara kenapa sering terjadi ketidak adilan karena mungkin banyak hukum yang jauh dari hukum yang diturunkan Tuhan untuk umat manusia, salah satu program revolusi mental juga termasuk dalam reformasi hukum, artinya perbaikan mental anak-anak bangsa saat ini juga bisa dipantau dari hukum-hukum yang diamandemen oleh pemerintah dari segala lini, sehingga hasil dari pemimpin masa depan tidak lagi bermental korup yang merupakan perbuatan amoral dan juga termasuk dari akar akan terjadinya Pelanggaran HAM.

Mungkin Nabi Muhammad merupakan Khatamunnabiyyin tapi misi kerasulannya tidak akan pernah tertutup salah satu tugas dari pemerintah adalah melanjutkan misi kerasulan yang terkenal dengan bahasa Liutammima Makaarimal Akhlaq, memperbaiki moral bangsa saat ini adalah Program utama yang harus dilakukan dengan bahasa kerennya adalah Revolusi Mental. Presiden kita saat ini memang salah seorang figur dambaan masyarakat dengan penampilannya yang sederhana banyak yang menyukai gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pak Jokowi. Dan gaya seperti itu harus tetap dilestarikan oleh para pemimpin selanjutnya, tapi kalau persoalan kebijakan meskipun itu seorang figur pemimpin yang kita dambakan tapi kebijakannya tetap harus dikawal dan dikritisi. Sehingga tidak ada istilah penyelewengan kebijakan yang membuat masyarakat sengsara, orang kadang sering terhipnotis dengan gaya kepemimpinan seseorang sehingga lupa ketika kebijakan dikeluarkan harus dikawal dan harus dikritisi sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki. Padahal banyak kebijakan yang harus dikritisi tapi terbungkam karena dalam proses kepemimpinan kita berada dalam posisi Hipnoleading atau dengan bahasa lain kepemimpinan yang sambil menghipnotis. Tidak ada yang melarang ditujukan pada siapa atau pada apa sebuah pilihan itu, yang paling penting jangan sampai menggadaikan atau menjual pikiran kritis kita untuk memberikan solusi terhadap kepentingan masyarakat luas. Tapi sampai saat ini konsep revolusi mental yang dicanangkan sebagai misi dari pemerintahan Jokowi belum menemukan kejelasan. Sehingga misi itu belum sempurna terlaksana karena secara pelaksanaan belum tampak secara praktis.
Program Revolusi Mental ini juga bisa diartikan dengan mengubah cara pandang kita terhadap Negara kita yang sangat kaya dan sangat mempunyai banyak potensi untuk menjadi Negara maju. Misalakan ketika Presiden mengatakan dan ingin menjadikan Indonesia sebagai Negara Poros maritim, karena letak Indonesia yang diapi toleh dua benua dan juga oleh dua samudera. Dengan begini salah satu program Revolusi mental adalah ungkapan dari president Joko Widodo tentang pandangan geografis bangsa kita, yamg memandang Indonesia berada di bagian pinggir dunia, padahal dalam dunia yang sebenarnya Negara kita berada di tengah-tengah dunia yang mana sejaka dulu setiap pedagang yang berlayar banyak yang singgah di negeri kita ini. Dengan begini program terhadap perbaikan sumber daya akan tercapai ketika proyek mengubah cara pandang bangsa kita ini juga terselesaikan. Dengan begitu program pak president yang ingin membangun infrastruktur di wilayah selatan, ini juga merupakan gerakan perubahan yang dilakukan oleh para pemimpin kita saat ini, padahal kalau dalam sejarah pembangunan itu selalu dilakukan di wilayah perairan utara. Mungkin dulu mitos raja-raja yang bersekutu dengan ratu pantai selatan sehingga menjadi sebuah kepercayaan masyarakat dulu, terkait alasan pastinya memang belum dietahui kenapa ekspansi pembangunan maritim selalu ke wilayah pantai utara, dna meninggalkan pembangunan maritim di wilayah selatan. Mungkin juga pada masa kerajaan majapahit takut kalah saing dengan kerajaan yang dikuasai oleh Arya Wiraraja lebih maju ketimbang kerajaan yang telah dikuasai oleh Majapahit, makanya ditinggalkan pembangunan di wilayah perairan di wilayah selatan. Tapi saat ini presiden kita telah memberikan perhatian terhadap perairan wilayah selatan, tanpa menatap sejarah yang telah berlalu, dengan perubahan yang dilakukan terhadap cara pandang bangsa kita tanpa terpengaruh oleh mitologi sejarah yang menggeluti para raja di masa lalu. dengan begitu bangsa ini akan dikeluarkan dari kisah mitologi yang menjadi kepercayaan para raja dimasa lalu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun