Catatan-catatan Awal
Kapal Selam
Kapal Selam adalah kapal yang bergerak di bawah permukaan air. Umumnya Kapal Selam digunakan untuk kepentingan militer, dan ilmu pengetahuan, bahkan rekreasi bawah laut.
Adalah Cornelis Jacobszoon Drebbel (1572-1633, ilmuwan, seniman, insinyur, dan penemu, lahir di Alkmaar, Belanda dan meninggal di London, Inggris) tercatat sebagai perancang pertam kapal selam atau dapat berjalan/berlayar di bawah permukaan laut.
Rancangbangun Drebbel itu dikembangkan oleh David Bushnell (AS) pada era perang kemerdekaan AS. Selanjutnya Robert Fulton (AS) membangun kapal sejenis dan diberi nama Nautilus.
Tapi, Jerman termasuk negara pertama di dunia yang membuat banyak kapal selam untuk tujuan pertempuran di laut. Faktanya, pada waktu Perang Dunia I, kapal selam milik AL Jerman menjadi 'monster laut' yang menenggelamkan puluhan kapal perang Sekutu.
Tentang Wira Ananta Rudira
Indonesia, sebagai Negara Kepulauan, TNI AL telah memiliki Kapal Selam sejak tahun 1950an. Bahkan memiliki Sekolah Kapal Selam sejak 1959. Sekolah ini khusus mendidik dan melatih kelasi, bintara, perwira yang (akan) bertugas di/dalam Kapal Selam.
Ketika itu, 1959, Laksma TNI TNI AL R P Poernomo sebagai Komandan Sekolah Kapal Selam mengusulkan Wira Ananta Rudira atau Tabah Sampai Akhir sebagai motto Korps Kapal Selam; dan resmi dipakai sejak 16 Maret 1961.
Itu bermakna bahwa (setiap personil) Korps Kapal Selam Indonesia memilik jiwa Wira Ananta Rudira atau Tabah Sampai Akhir; yang di dalamnya terkandung makna
- Tidak akan takut karena berani
- Tidak akan menyerah karena ulet
- Tidak akan terburu-buru karena sabar
- Tidak akan kehilangan karena tenang
- Tidak akan mundur karena teguh
Tentang On Eternal Patrol
Sejak manusia membuat Kapal ('berjalan' di atas air disebut kapal; di udara, disebut kapal terbang; di bawah air, disebut kapal selam), hasil karya itu difungsikan untuk banyak hal, termasuk Kapal Selam.
Tetapi, Kapal Selam pada awalnya dibuat hanya untuk kepentingan perang atau militer, khususnya pertempuran di laut atau pun tugas kemiliteran lainnya.
Pada fungsi seperti itu, Kapal Selam berhadapan dengan berbagai 'ancaman,' bom dari musuh, arus bawah laut, tekanan udara, menabrak gunung di bawah laut, terperosok ke dalam palung, Â bahkan kerusakan sistem sehingga tak mampu naik ke permukaan laut. Dan, ketika Kapal Selam (dan segenap ABK di dalamnya) pulang atau kembali ke Pelabuhan Markas, mereka disambut dengan gempita.
Namun, ketika Kapal Selam, yang bertugas itu, tidak kembali, hilang, atau dan tak berhasil pulang ke pelabuhan dengan selamat, maka mereka tetap 'disambut' dengan tambahan 'On Eternal Patrol." Dimaknai sebagai 'terus menerus melakukan tugas hingga keabadian;' mereka terus menerus patroli sehingga berakhirnya era atau durasi waktu, masa, dan zaman.
Opa Jappy dari Berbagai Sumber
Kapal, dari kayu maupun logam, kini telah berkembang untuk berbagai fungsi, tipe, dan kegunaan. Bahkan, ada kapal raksasa bagaikan markas militer ataupun kota berlayar. Demikian juga Kapal Selam, mulai dari yang terbungkus kulit, sepeti masa Drebbel, hingga sekarang berbalut logam keras yang tahan goncangan.
Kapal Selam pun tak lagi untuk kepentingan perang atau militer, tapi sudah menjadi bagian dari kegiatan lainnya. Misalnya, hiburan, rekreasi, survei, serta pengembangan ilmu pengetahuan. Walau seperti itu, sistem dan mekanisme kerja semua kapal selam nyaris sama, seperti ketersediaan oksigen, bak penampungan air untuk 'turun' dan 'naik' dari/ke permukaan laut, instrumen navigasi yang mudah melihat dan terhubung keluar walau sementara dalam laut.
Nah. Jika sistem atau pun mekanisme tersebut terganggu atau gagal berfungsi, pada durasi waktu lama dan melewati ambang batas tertentu, maka walau Kapal Selam terbuat dari logam terkuat serta canggih, maka (akan) mengalami berbagai hambatan, bahkan bahaya.Â
Katakanlah, gagalnya pompa air pada/di bak penampungan air, sehingga kapal tak bisa naik; jika melewati batas ketersediaan oksigen di/dalam kapal, maka anda sudah tahu akibatnya. Apalagi, jika ditambah, gagalnya perlengkapan komunikasi sehingga tak bisa kontak ke darat. Yang tersisa adalah tragedi.
Jelas, begitu riskannya mengoperasi Kapal Selam; belum lagi sejumlah prosedur tetap dan baku, yang harus diikuti serta ditaati awak kapal selam, apalagi untuk keperluan militer.
Dengan demikian, jika ada Kapal Selam 'tak bisa naik' dan tetap di bawah permukaan laut, maka itu bukan akibat hal-hal sepele dan sederhana, melainkan telah terjadi sesuatu yang ekstrim serta mengganggu semuanya. Mungkin saja, itulah yang terjadi pada/di KRI Nanggala 402.
Sesuatu yang terjadi secara ekstrim itulah, yang menjadikan KRI Nanggala 402 kembali ke Dermaga Pemberangkatan. Sehingga Nanggala 402 terus-menerus berlayar; berlayar menuju ujung waktu sehingga mencapai titik keabadian. Jadi, sebetulnya, Nanggala, kini bergabung dengan ribuan teman-temannya dari berbagai penjuru dunia.
Mereka semua rapi dalam konvoi 'On Eternal Patrol.' Mereka tetap ada dalam bungkusan semesta, dan tak pernah tenggelam. Sehingga kusebut, Tak Ada Kapal Selam yang Tenggelam. Sehingga,Â
Jangan Berpikir Mereka Telah Tiada
Jangan berpikir mereka telah tiada
Perjalanan mereka baru saja dimulai
Hidup dalam banyak wajah
Dalam dunia yang satu
Berpikirlah bahwa mereka istirahat
Dari kesedihan dan air mata
Mereka beristirahat di tempat yang penuh kehangatan dan penghiburan
Di mana tak ada tahun dan hari
Berpikirlah tentang keinginan dan rencana-rencana mereka yang kini kita tak pernah tahu; kesedihan kita akan berlalu
Berpikirlah bahwa mereka tetap hidup
Dalam semua hati yang pernah mereka sentuh
Cinta mereka tak pernah hilang
Kasih mereka tak pernah berhenti
Karena mereka tak pernah berhenti mencintai dan mengasihi
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini