Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

18 Agustus 1945, Indonesia Berusia Satu Hari

18 Agustus 2020   12:26 Diperbarui: 18 Agustus 2020   12:41 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kemdikbud.go.id

Jagakarsa, Jakarta Selatan |Ada catatatan yang luput dari perhatian Sejarah dan mungkin tidak deketahui oleh banak orang, apalagi pada masa kini. Dari  berbagai manuskrip cetakan, saya menemukan bahwa, "Ketika itu banyak orang menanti di halaman rumah Jl Pegangsaan Timu 56 Jakarta Pusat, mereka berdiri tidak teratur, tanpa barisan. Tiba-tiba, tanpa dikomando, Latief Hendraningrat, salah seorang anggota PETA, memberi aba-aba kepada massa. 

Serentak semua berdiri tegak dengan sikap sempurna. Latief kemudian mempersilahkan Soekarno dan Mohammad Hatta maju beberapa langkah mendekati mikrofon. Kemudian, Soekarno mengucapkan pidato yang di dalamnya ada pengucapan atau pembacaan Teks Proklamasi." Setelah itu, Latief, sekali lagi tanpa komando, menaikan Bendera Merah Putih, bendera yang disiapkan oleh Ibu Fatmawati.

Setelah semua terjadi atau selesai, telah lahir Negara Baru yaitu Indonesia; tapi bentuk pemerintahan negara tersebut seperti apa? Siapa pemimpinnya? Belum ada satu pun Institusi yang berskala Nasional yang mengatur Negara yang Baru lahir itu; yang baru ada pada Negara Baru tersebut adalah Rakyat dan Tanah atau Wilayah.

Ya, setelah pembacaan Proklamasi 17 Agustus 1945  pagi hari, semuanya larut dalam semangat, sukacita, pekik Merdeka, berseru dan berteriak ke/pada siapa pun; serta kembali  menjalankan Ibadah Puasa. Sementara itu, Soekarno kembali masuk kamar dan tertidur karena demam.

Pada saat itu, hanya ada PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (perhatikan, hanya kata Indonesia, tanpa bentuk Negara seperti Kerajaan, Republik, Federasi, atau pun Serikat) yang anggota-anggotanya representasi perwakilan dari seluruh wilayah Nusantara atau saat itu disebut Wilayah Pendudukan Jepang.

Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan rapat di Gedung Tyuuoo Sangi-in (sekarang bernama Gedung Pancasila) membahas langkah-langkah selanjutnya untuk mengisi kekosongan kelengkapan sebagai Negara. Sebab, Negara yang Baru berusia satu hari tersebut harus memiliki semua perangkat sehingga disebut sebagai Negara yang paripurnan dan diakui secara Internasional atau Komunitas Bangsa-bangsa atau Negara di Dunia.

Keputusan sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 antara lain,

  1. Bentuk Negara Indonesia adalah Rpublik
  2. Mengsahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Undang-Undang Dasar 1945.
  3. Memilih Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
  4. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk mendampingi Presiden dan Wakil Presiden melengkapi hal-hal lain di/pada Pemerintahan RI; misalnya membentuk badan-badan lain seperti Kabinet atau Kementerian, Pemerintah Daerah, Tentara dan Kepolisian Negara, Diplomasi ke Dunia Internasional tentang adanya RI, serta yang terpenting adalah upaya dan mobilisasi semua elemen rakyat untuk mempertahankan Kemerdekaan RI

Ya, pada masa itu, sisa hari setelah pernyataan Kemerdekaan Indonesia, nyaris tanpa Catatan Sejarah, namun kontras dengan 18 Agustus 1945. Riak-riak, seruan, teriakan, dan semangat Sudah Merdeka dan mempertahankan Kemerdekaan, membuat banyak keputusan PPKI diputuskan dengan cara mufakat, kebersamaan, serta mengutamakan persatuan dan kesatuan sebagai Bangsa dan Rakyat Indonesia; yang di dalamnya meniadakan kepentingan golongan dan kelompok apa pun.

Dan, mulai saat itulah, 18 Agustus 1945, para pemuka Bangsa dan Negara meletakan dasar-dasar dan tiang-tiang untuk membangun Bangsa dan Negara; yang kemudian pada masa kini disebut Negara Kesatuan Republik Indonesia.

So, pada sikon kekinian, saatnya semua anak bangsa, dari Sabang hingga Merauke serta Sangir sampai Rote, terus menerus mempertahankan dan mengisi Kemerdekaan tersebut. Itu tugas kita, anda dan saya.

Cukuplah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun