Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saat "New Normal," Jakarta Tanpa Pencopet

11 Juni 2020   14:40 Diperbarui: 11 Juni 2020   14:41 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Tribun Jakarta

Catatan Awal

Tentang "New Normal." Kata yang diindonesiakan menjadi 'Kebiasaan Baru, Kenormalan Baru, Gaya Hidup dan Kehidupan Baru, Perubahan Cara Hidup dan Kehidupan, dan lain sebagainya.' 

Namun, apa pun pemahaman dan pemaknaan New Normal tersebut, yang (akan) terjadi adalah perubahan kebiasan (serta tingka laku) hidup dan kehidupan dari sebelumnya ke hal-hal baru; atau, bahkan kembali ke gaya hidup dan kehidupan yang sebelumnya dilupakan dan ditinggalkan, (Sumber: Kompasiana).

Mungkin saja, kita, anda dan saya, hidup bersama atau berdampingan dengan OTG. Berbahaya atau tidak? Itu yang jadi masalah serius. Sebab, tidak menutup kemungkinan OTG, yang ada di antara dirimu dan diriku, menjadi 'penyebar Covid-19 yang terbaik, teraman, tercepat' untuk orang lain.

sumber: buddgroup.com
sumber: buddgroup.com

Srengseng  Sawah, Jakarta Selatan | Untukmu para sadulur yang jadi Rakyat Jakarta; sudah lama menetap di Jakarta? Jakarta memang memiliki super daya tarik dan warna-warni tersendiri, sehingga siapa pun bisa menikmatinyanya.

'Kenikmatan Jakarta' itulah yang saya nikmati setelah pindah ke Jakarta pada tahun 90an yang lalu; dan salah satu kenikmatan tersebut adalah dompet raib karena 'tercopet atau dicopet pencopet.'  

Serius, menolak lupa, saat itu, ketika masih ada Bus PPD (biasa dan bertingkat atau doble), pertama kali tercopet, maka memunculkan kesel dan jengkel hingga ubun-ubun; tapi setelah alami berikutnya, walau sudah berhati-hati, jika diceritakan ke teman-teman maka jadi bahan tertawaan atau guyonan.

Bayangkan saja, sudah tahu kita, anda dan saya,  terjepit dua atau lebih orang asing, namun tetap bersikap biasa-biasa saja; tapi, ketika menyadari bahwa dompet, hp, jam tangan raib, baru menyadari bahwa tercopet sang orang asing tadi. Jika, diingat-ingat, memang lucu dan sekaligus menjengkelkan, jika tercopet atau dicopet pencopet.

Itu sekedar cerita lama tentang copet, dicopet, tercopet, dan pencopet; sekarang, ketikan PPD sudah lenyap diganti Trans Jakarta dan KRL/KRD diganti Commuter Line, pencopet ikutan berangsur lenyap. Apalagi, pada setiap gerbong Commuter Line dan Bus Trans Jakarta ada petugas keamanan. Walau seperti itu, masih juga ada pencopet yang nekad; sehingga, di Stasiun KA Manggarai, terpampang foto-foto pencopet yang tertangkap petugas.

Ok. Tapi, fokus saya bukan tentang copet, dicopet, tercopet, dan pencopet, melainkan sikon area publik di Jakarta ketika terjadi 'New Normal.' Ya, ketika mobilitas orang-orang di Jakarta bukan lagi bergerombol melainkan sendiri-sendiri atau pun dalam jarak tertentu.

Mereka akan duduk di Trasportasi Massal, misalnya Bus dan Commuter Line, dengan jarak tertentu, tidak bersentuhan, bahkan dibatasi dengan benda-benda lainnya; mereka pun akan kesepian di Caf, Mall; juga antri dalam jarak tertentu di depan kasir, dan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun