Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Idul Fitri dengan "Opor dan Tupat Virtual"

23 Mei 2020   14:52 Diperbarui: 23 Mei 2020   16:47 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumenasi Kanal IHI

Lenteng Agung, Jakarta Selatan | Hari Ini, hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya, adalah jelang Takbiran menuju dan menuju Idul Fitri; itu yang ada dalam pikiran saya. Tapi, beberapa detik kemudian, teringat fakta yang terlihat sejak pagi; ya sejak pagi, ketika jalan-jalan pagi, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, nyaris tidak menemukan tetangga depan, kiri kanan sibuk dengan ketupat kosong di depan rumah. Semuanya nanyir sepi, sunyi, seakan tidak terjadi apa-apa.

Ya, tahun ini, memang terlihat beda, bahkan sangat  berbeda; coba ingat lagi, hari-hari Puasa dan Berpuasa tanpa Taraweh, juga tak ada ABG yang 'gedabak gedebuk' membangunkan orang agar melakukan Sahur, tidak terjadi Sahur On The Road, bahkan tak ada Bukber. Dalam keadaan yang berbebeda tersebut, hampir semua Umat Islam berhasil melewati hari-hari Puasa hingga hari ini.

Eits. Tiba-tiba, sekali lagi tiba-tiba, muncul dalam pikiran, "Jika tetangga tidak masak ketupat plus opor Lebaran, maka besok tidak makan gratis doanks;" juga tidak kemana-mana. Astaga, dasar aki-aki kesepian, mikirin tupat dan opor gratis.

Itulah yang nanti terjadi pada waktu Idul Fitri? Ya, kali ini Idul Fitri yang beda; beda karena semua menjaga diri agar tidak terjadi penyebaran Covid-19 pada waktu kumpul bersama. Menjaga agar Pasca Idul Fitri muncul Klaster Baru Kasus Covi-19.

Tapi, yang pasti tanpa opor dan tupat pun, makna dan kebesaran Idul Fitri tak pernah berkurang. Sehinggga, ketupat (membuat, mengirim, dan menerima ketupat) pada waktu Idul Firi dimaknai sebagai simbol kebersamaan, memberi dan menerima maaf, serta kasih sayang. Misalnya, ketika seseorang berkunjung ke rumah kerabatnya, dan disuguhkan ketupat dan diminta untuk memakannya; jika, ketupat tersebut dimakan, maka segala kesalahan, terhapus.  Toh, tanpa 'tupat dan opor' fisik yang terlihat, masih ada 'tupat dan opor' virtual yang masih bisa memuaskan dahaga bathin.

Selamat Merayakan Idul Fitri 1441 H

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun