Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Idul Fitri (Tidak) Menghentikan Kebencian Politik

7 Juni 2019   19:16 Diperbarui: 7 Juni 2019   19:25 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Jakarta News

Tiga Catatan

Catatan Pertama: Puasa

Puasa, pada sejumlah atau berbagai Komunitas Iman, (ketika atau waktu) melakukan puasa, merupakan upaya perbaikan dan pemulihan diri secara menyeluruh.

Sehingga yang terjadi antara lain (i) membuang segala perbuatan, perkataan, dan keinginan yang tidak benar, (ii) pelatihan rohani, (iii) merendahkan diri di hadapan Sang Ilahi, (iv) pengosongan diri dari hal-hal jahat; kemudian mengisinya dengan kebaikan, kebenaran, dan keadilan, (v) termasuk pelatihan dan pemulihan diri sehingga mampu mengontrol emosi, kata-kata, tindakan, pikiran, dan perilaku, (vi) dan lain sebagainya, [Lengkapnya Klik: Puasa]

Catatan Kedua: Ngaku Lepat dan Laku Papat Saat Idul Fitri

Ngaku Lepat atau (aku) mengakui sejumlah besar kesalahan, karena itu (aku akan) Laku Papat.

Laku Papat atau empat tindakan (setelah mengakui kesalahan) tersebut adalah (i) menerima (dan mendapat) maaf atau ampunan, (ii) membayar denda karena kesalahan dengan cara memberi makanan kepada orang miskin, terlantar, atau pun pengelana, (iii) menyatu dan menyatukan kembali hubungan yang (telah) rusak sebelumnya, dan (iv) menjaga diri agar tidak melakukan kesalahan yang sama atau lebih besar (lebih kasar dan jahat) terhadap sesama, [Lengkapnya Klik: Idul Fitri]

Catatan Ketiga: Kebencian Politik

Kebencian politik merupakan sifat, sikap, kata, tindakan yang menunjukkan ketidaksukaan, benci, serta kebencian politisi terhadap yang lainnya; atau politisi membenci politisi lainnya, lawan politik, bahkan, siapa pun yang dituding sebagai pesaing politis dan politik.

Kebencian politik, memang sulit diteorikan, namun terlihat dalam atau pada ucapan, perilaku, tindakan, hingga pengambilan keputusan melalui lembaga politik.

Kebencian politik, juga bisa melahirkan keputusan politik yang menjadikan seseorang atau komunitas tidak dapat mengekspresikan dan menyalurkan aspirasi politiknya, serta hak-hak politiknya dirampas dan diabaikan; termasuk di dalamnya pengekangan terhadap individu dan kelompok sehingga mereka tak mempunyai hak politik, [Lengkapnya Klik: Kebencian Politik]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun