Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Prabowo Melakukan Kesalahan yang Sama

24 April 2019   09:58 Diperbarui: 14 Juli 2019   14:37 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bentuk dukungan kepada KPU - dokpri

Orasi-orasi Prabowo seakan pembelajaran tentang demokrasi kepada siapa pun, terutama para pendukungnya. Suatu dorongan agar para pendukungnya melakukan banyak hal dalam rangka menjadi orang nomor satu RI.

Sayangnya, rakyat sudah menaruh curiga dan tak percaya pada Demokrasi ala Prabowo tersebut. Banyak orang melihat bahwa, kini Prabowo telah menunjukan ketidakberdayaan sebagai politisi yang tak bisa menerima kekalahan.

Jika sebelumnya, selama pecitraan diri, Prabowo begitu mempesona, tegar, dan PD untuk membawa negeri ini ke arah yang lebih baik; namun semuanya buyar, lenyap, dan tak berbekas.

Kini yang muncul dari kubu Prabowo adalah perlawanan terhadap hasil kerja dari KPU dan demokrasi; mereka hanya menuding, menuduh, dan menyampaikan bukti yang tak terbukti.

Apa yang dilakukan Prabowo, kini sangat berbanding terbalik dengan, hal-hal baik yang pernah ia lakukan hari-hari sebelumnya, jauh sebelum Pemilu dan Pilpres.

Dengan demikian, dalam hati kecilku ikut menyetujui, " ... akhirnya terlihat dengan jelas dan terang benderang bahwa Prabowo tidak memberikan pembelajaran demokrasi kepada rakyat, ..."

Lalu, apa yang sementara Prabowo perlihatkan kepada rakyat dan bangsa Indonesia!?

Opa Jappy | Kompasiana

Kutipan di atas merupakan catatan saya pada tahun 2014. Waktu itu, Prabowo, tanpa Hatta Rajasa, melakukan upaya hukum dalam rangka adanya pengakuan bahwa dirinya sebagai pemenang Pilpres 2014. Dan, upaya tersebut juga diiringi dengan sejumlah kegiatan kerusuhan, keagamaan, dan opini penyesatan publik.

Semuanya itu, kisah dan cerita Lama; dan sepatutnya dihapus dari memori ingatan. Ya. Setelah ramai-ramai Pilpres 2014, semua beda dan perbedaan harus digunakan, kemudian menyatu dalam kesatuan pembangunan Bangsa dan Negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun