Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Tidak Memberikan Pembelajaran Demokrasi Kepada Rakyat

17 Agustus 2014   20:30 Diperbarui: 24 April 2019   07:04 2570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Demokrasi, semi demokrasi, demokrasi terpimpin, demokrasi 'ala' militerisme, demokrasi berjenis kelamin teokrasi, demokrasi 'ala' otoriter diktator, dan seterusnya, serta apa pun itu istilahnya, sering dihubungkan dengan Pemilihan Umum (jujur, adil, luber atau pun sebaliknya) atau Pemilu.

Pemilu (anggota parlemen, kepada daerah, dan kepala negara), dengan berbagai cara serta model, biasanya diawali dengan persiapan yang cukup panjang dan melelahkan.  Persiapan dimaksud dalam rangka ketika hari pemilihan, semuanya berjalan dengan lancar, serta sedapat mungkin menang atau terpilih (entah sebagai apa) pada waktu pemilihan. 

Dalam frame seperti itulah, Pemilihan Presiden, Pilpres, juga diadakan di Indonesia; dan yang paling terbaru pada awal Juli 2014 yang lalu.

Pada Pilpres kali ini, pertama kali dalam sejarah RI, hanya ada dua pasangan Kandidat Presiden dan Wapres, yaitu Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK.

Jika memperhatikan persiapan mereka atau upaya-upaya yang kelihatan dan terlihat publik, dari semua kandidat tersebut, maka Prabowo Subianto lah, yang hampir lima tahun, atau bahkan lebih, melakukan persiapan (dengan berbagai cara) agar rakyat RI memilih dirinya sebagai Presiden.

Selama itu pula, rakyat RI disuguhi semua keberhasilan, daya juang, dan upaya-upaya yang telah dilakukan Prabowo untuk bangsa, rakyat, dan negara Indonesia. Suatu suguhan yang manis, indah, dan sedap dilihat.

Banyak orang, rakyat, dan berbagai kalangan tidak pernah menyinggung siapa Prabowo pada masa lalunya; mereka hanya melihat, Prabowo kekinian serta kemampuan dia (sesuai iklan dirinya) menghantar RI  ke masa depan yang lebih baik.

Banyak orang melihat bahwa peluang Prabowo menjadi Presiden RI terbuka lebar. Sampai titik itu, pesona Prabowo memang menjanjikan dan pas sebagai Presiden RI. Sayangnya, semuanya berhenti hingga ke titik tersebut.

Ketika memasuki masa Kampanye Pemilu 2014, dengan pelan-pelan pesona Prabowo mulai meredup. Ketika kampanye Pilpres dan bergabungnya banyak Parpol pada koalisi Prabowo-Hatta membuat pancaran kehebatan Prabowo semakin menurun.

Hal itu terjadi akibat hal berikut.

Sebelumnya penyebaran Citra Prabowo (selama kurang lebih lima tahun), nyaris tidak menyinggung Parpol dan lawan-lawan politiknya. Suatu cara pencitraan yang sangat bagus, baik, dan menarik, dan semuanya itu masuk ke dalam hati rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun