Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Gerindra dan Prabowo Membutuhkan AHY serta Demokrat

2 Agustus 2018   20:43 Diperbarui: 3 Agustus 2018   08:36 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Istimewa

Siapa yang (akan) menjadi Calon Wakil Presiden mendampingi Prabowo Subianto? Pertanyaan yang jawabanya semakin mengerucut ke Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. Hal tersebut semakin mengemuka, jika melihat intensitas pertemuan antara Petinggi Gerindra dan Demokrat. Dan, bisa jadi, ketika anda dan saya membaca tulisan ini, Gerindra dan Demokrat sudah sepakat memadukan PS-AHY pada Pilpres RI Tahun 2019.

Paduan PS-AHY, (mungkin saja) tercipta dengan berbagai pertimbangan politik, realistis, dan pragmatis; termasuk kebutuhan dana Kampanye Pilpres. Dengan demikian, bisa tertebak dan terjawab, bahwa Prabowo lah yang membutuhkan AHY atau Demokrat; bukan Demokrata yang menawarkan AHY ke Gerindra. Singkatnya, Gerindra dan Prabowo yang membutuhkan Demokrat plus AHY.

Penjelasannya tidak rumit atau hanya sederhana. Prabowo yang (dan tetap) berobsesi menjadi Presiden RI, (walau pernah gagal sebagai Calon Wapres dan Capres), membutuhkan dana yang sangat besar untuk mencapai tujuannya. Oleh sebab itu, Gerindra dan Prabowo bukan sekedar butuh Parpol (dalam koalisinya), namun juga kekuatan finansial atau dana kampanye. Bisa saja, menurut Gerindra dan Prabowo, kekuatan finansial tersebut (dan nyaris tanpa batas alias sangat banyak),  hanya ada di Demokrat, bukan pada PAN, PKS, atau Parpol lainnya.

Penenpatan AHY sebagai pasangan Cawapresnya Prabowo, tentu saja (akan) membuat PAN dan PKS tersisih dari 'lingkaran Prabowo.' Dilema bagi ketiga Parpol tersebut. Menerima AHY (di samping Prabowo) dan mendukung pasangan tersebut; atau berpihak ke Koalisi Pendukung Jokowi. Ketiga Parpol tersebut harus menentukan pilihan dan dukungan, jika tidak; maka terkena diskualifikasi politik sesuai perundang-undang yang berlaku (jika ada).  

Namun, di balik itu, apakah Gerindra dan Demokrat masih membutuhkan PKS dan PAN? Jawabnya, pasti. Sebab, kedua Parpol tersebut memilikik kader militan dan mesin politik kuat. Tentu saja, jika PKS dan PAN ikut pada koalisi PS-AHY, maka jika keduanya terpilih sebagai Presiden dan Wapres RI, maka kedua Parpol tersebut (wajib diberikan dan) mendapat posisi terbaik di Kabinet Koalisi (yang akan terbentuk). Gampang khan.

Jadinya, sesuai masukan dari sejumlah teman (saya) bahwa, bukan Demokrat yang menawarkan AHY ke Gerindra; namun Gerindra yang membutuhkan AHY, sekaligus merangkul Parpol lainnya yang (belum dan tidak) mendukung Jokowi. Selain itu, pilihan pada AHY (dan Demokrat) karena lebih bisa mendukung kebutuhan (dana dan logistik) kampanye Pilpres; sementara Prabowo pun harus merangkul (terutama) PKS dan PAN memilik mesin politik yang militan.

Maka pada Pilpres RI 2019 akan berhadapan Prabowo + AHY Vs. Jokowi + (Entah Siapa)

Opa Jappy | Ketum Komunitas Indonesia Hari Ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun