Dengan demikian 1 Januari telah menjaid menjadi "hari raya" sebelum ada Kristen dan kekristena; serta tak ada hubungannya dengam Iman serta Hari-hari Raya Kristen, yang dilakukan oleh Gereja atau umat Kristen.
Secara kebersamaan, Protestan - Â Katolik, hanya mengenal Hari Raya [sesuai dengan Kalender Liturgi Gerejawi]; hari-hari tersebut adalah
Natal, merayakan Kelahiran Yesus Kristus
- Jumat Agung, merayakan Kematian Yesus Kristus di Salib
- Paskah, merayakan Kebangkitan Yesus Kristus
- Kenaikan, merayakan Kenaikan Yesus Kristus ke Surga
- Pentakosta, memperingati Peristiwa Turunn Roh Kudus
Selain itu, masih ada beberapa hari raya khusus, Â dan hanya dirayakan oleh Protestan atau pun Katolik; misalnya Hari/Bulan Kitab Suci, Hari/Bulan Pelayanan dan Kesaksian, Hari/Bulan Oikoumenis, Hari Perjamuan Kudus Sedunia, dan lain sebagainya.
Pada sikon kekinian, di sini dan pada banyak tempat di Bumi, model perayaan Tahun Baru seperti pada masa lalu tersebut, tentu telah beralih - mengalami pengalihan bentuk dan isi. Â Tetapi, merayakan Tahun Baru sebagai sesuatu yang penuh sukacita, masih tetap sama. Ada kegembiraan karena [dengan segala kelebihan - kekurangan serta aneka warna hidup dan kehidupan] masih ada kesempatan untuk melewati dan memasuki [tahun yang lama serta tahun yang baru]
Dan semuanya itu, bukan saja milik Si Kristen, Si Protestan, Si Katolik, Si Budha, Si Hindu, dan para Si serta Si yang lain, tetapi milik semua umat manusia.
Untuk para penuduh dan penuding, pernahkah mengetahui apa yang dilakukan mayoritas Protestan dan Katolik di planet ini, pada 31 Desember, ada ibadah Tutup/Akhir Tahun di Gereja, biasanya harus selesai sebelum jam  00.00. Dan jelang  jam 00.00, pada tiap keluarga Protestan-katolik selalu berkumpul di rumah, untuk menaikkan doa bersama. Besoknya, 1 Januari, tak sedikit yang hadir di Gereja.
Mungkin karena jarak antara 25 Desember ke 1 Januari, cuma beberapa hari; dan pada 31 Desember dan 1 Januari, gereja-gereja melakukan kebaktian/ibadah Akhir Tahun dan Awal Tahun, apakah itu langsung disebut Hari Raya Kristen!? Â Sungguh pendapat yang asal jadi dan asal bunyi.
Semuanya itu, hanya  sebagai tanda syukur, tanda syukur, dan tanda syukur serta ucapan sukur kepada TUHAN, Allah Yang Maha Esa serta Mahakuasa.
LIHATLAH juga, apakah kebaktian Akhir Tahun dan Awal Tahun tersebut penuh dengan pesta pora, pesta sex, mabuk-mabukan,  dan berbagai gila-gilaan lainnya!? Dan jika ada model akhiri tahun dan awali tahu seperti di atas, apakah itu milik dan cuma dilakukan oleh si kristen!? Mereka pasti beragama namun hanya beragama; dan mungkin saja mereka tak beragama dan memang tak peduli terhadap agama. Dan adalah suatu kenistaan jika mencap pesta tahun baru adalah produk iman kristen sehingga haram.
Sampai saat ini, sejak masa lalu, belum pernah ada atau tidak ada satu keputusan [organisasi] Gereja yang menyatakan bahwa 31 Desember dan 1 Januari sebagai HARI RAYA KRISTEN dan wajib-harus dikerjakan atau pun dirayakan oleh segenap orang Kristen. Sekali lagi, TIDAK PERNAH ADA dan TAK PERNAH ADA.