Mohon tunggu...
Ony Edyawaty
Ony Edyawaty Mohon Tunggu... Guru - pembaca apa saja

hanya seorang yang telah pergi jauh dari rumah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gugat Kesumat

11 April 2021   23:04 Diperbarui: 11 April 2021   23:08 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : republika.com

     Kutatap wajah istriku yang tersenyum wajar.  Alangkah pintarnya betina ini menciptakan berbagai skenario dan pengkondisian seolah segalanya terjadi begitu normal.  Sesuatu kerap menghalangi suara yang hendak kukeluarkan.  Saat rasa penasaran tentang siapa pria pemilik benih yang pernah dilahirkannya itu merajalela di pikiranku.  Saat itulah aku merasakan semua pembalasan terhadap perbuatan yang dahulu sering kulakukan pada anak buahku.  Rasa tidak berdaya.  Rasa tertikam dari belakang dan rasa nyeri itu lagi-lagi datang. 

     Kutatap berkas sinar keemasan pertama yang muncul pagi itu.  Dengan sisa pendengaranku, masih kudengar suara gesekan sandal istriku.  Suara gerendel pintu yang dibuka, dan akhirnya suaranya yang terpekik pelan saat meraba tubuhku yang sudah dingin dan kaku.  "Selamat tinggal betina, selamat tinggal nestapa dan sakit," bisikku sambil melayang seperti embun yang menguap menerima hantaman pertama sinar matahari pagi.

Tamat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun