Kung dikenal suka meramal jalan hidup seseorang. Setiap bertemu siapa saja, ada saja yang diramal. Orang-orang suka karena ramalannya tidak muluk-muluk. Dan juga tidak lama-lama. Ramalannya seringkali dalam hitungan hari.
MbahNamanya terkenal seantero kampung. Seringkali ramalannya tepat. Kalaupun tidak tepat paling-paling meleset sedikit. Atau tebakannya kedaluwarsa. Termakan waktu.
Cak Turno penjual es keliling merasakan kehebatan ramalan mbah Kung. Jualannya seringkali habis. Kalaupun masih ada sisa, sampai di rumah selalu saja masih ada yang membeli.
"Cak..besok kau jualan ya. Dan jualan kau akan habis."
Kalimat itulah yang sering terlontar apabila bertemu. Dan selalu juga dia menyahut dengan ucapan terima kasih.
"Sungguh jitu orang tua itu..," pikirnya setiap selesai menghitung hasil jualan.
Sampai suatu ketika, Cak Turno kembali dari berjualan tanpa mendorong gerobak esnya. Berjalan sendiri dengan wajah kusut.
Seorang tetangganya menyapa, "Mana esnya Cak? Aku mau beli."
"Habis.. Habis... Kena lindas truk," sahutnya pendek tanpa menoleh. Langkahnya cepat. Bahkan rumahnya terlewati.
"Mau ke mana kau Cak?"
"Mencari Mbah Kung."