Mohon tunggu...
Onemayra Zafira Nurasnita
Onemayra Zafira Nurasnita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Saya adalah mahasiswa jurusan Ilmu Hubungan Internasional yang ingin mengasah keterampilan menulis saya pada artikel ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan Budaya Kerja antara Jerman dan Indonesia

7 Juni 2023   07:05 Diperbarui: 7 Juni 2023   07:19 1996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bekerja dengan perusahaan internasional atau dengan orang-orang dari lintas negara memiliki budaya yang berbeda dan tentunya mempunyai hambatan tersendiri. Orang-orang yang berinteraksi dengan mereka di tempat kerja memiliki perspektif, metode komunikasi, nilai, gaya hidup, dan kebiasaan kerja yang berbeda. Penting untuk memahami budaya kita sendiri, peradaban lain dan apa yang menyatukan mereka untuk mengatasi perbedaan-perbedaan ini dan beradaptasi. Kesalahpahaman dan perselisihan seringkali merupakan hasil dari ketidaktahuan akan budaya tertentu.

Karyawan yang bekerja di luar negeri bukan satu-satunya yang berurusan dengan lanskap kerja multikultural. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, orang Indonesia dapat berinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang berbeda di tempat kerja, terutama di bidang-bidang seperti lembaga budaya asing. Lembaga budaya asing merupakan salah satu bentuk kerja sama budaya internasional.

Salah satu negara dengan perbedaan budaya dan tradisional yang mencolok dari Indonesia adalah Jerman. Hal ini terbukti dalam berbagai aspek budaya, terutama yang berkaitan dengan sejarah, agama, etika, struktur sosial, dan bahasa. Institut Kebudayaan Jerman adalah salah satu lembaga kebudayaan internasional di Jakarta. Lembaga budaya Jerman mempekerjakan orang Indonesia sebagai pekerja, meskipun orang Jerman bertindak sebagai kepala departemen dan pemimpin.

Karyawan berkomunikasi dalam budaya yang berbeda dengan guru, seniman, atau penutur asli bahasa Jerman yang akan menangani file penting selain pemimpin mereka. Bertujuan untuk memberikan gambaran lengkap tentang Jerman melalui data tentang kehidupan budaya, sosial dan politik. Lembaga ini juga menawarkan pelatihan dan ujian dalam bahasa Jerman di luar negeri. Selain itu, ada berbagai jenis budaya yang diekspresikan di Jerman modern melalui kegiatan budaya seperti seminar, pameran, media, musik, teater, dan tarian.

Kondisi budaya orang Jerman dan Indonesia, dalam bekerja tentu berbeda secara signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh sampai batas tertentu pada sejarah sosial-budaya kedua bangsa. Orang Jerman perlu mempelajari perilaku baru karena masyarakat mereka cenderung cukup homogen. Orang Jerman sadar akan perbedaan budaya dan menganggapnya dengan serius.

Mereka mempraktikkan pelatihan budaya yang ketat untuk memiliki pengetahuan budaya yang mendalam, penilaian budaya yang baik, dan kemauan untuk menyesuaikan perilaku mereka dengan budaya yang akan mereka hadapi. Orang Jerman cenderung berorientasi pada tugas. Mereka percaya bahwa sensitivitas antar budaya merupakan faktor yang berkontribusi terhadap pencapaian tujuan kelompok.

Selain itu, mereka menekankan lebih banyak aspek tempat kerja, seperti hierarki kekuasaan, peran strategis tim, dll. Mereka mengekspresikan perasaan mereka lebih terbuka ketika mereka berbicara. Mereka lebih fokus pada komunikasi verbal, meskipun mereka dapat memahami isyarat non-verbal.

Interaksi antarbudaya jangka panjang di Indonesia telah membuat orang Indonesia lebih toleran terhadap perbedaan budaya. Orang Indonesia belajar dengan melakukan pekerjaan tersebut. Hal ini juga mencerminkan motivasi utama orang Indonesia untuk perubahan, yaitu untuk menjaga perdamaian di masyarakat. Orang Indonesia sangat memperhatikan kualitas pribadi rekan kerja. Para pekerja Indonesia memiliki kontrol yang lebih baik atas bagaimana mereka mengekspresikan emosi mereka, terutama secara verbal. Orang Indonesia lebih mengandalkan komunikasi non-verbal saat berbicara.

Karyawan Jerman lebih cenderung terus terang dalam bersikap. Karyawan Jerman juga lebih memperhatikan tanggung jawab, disiplin, dan tekad, sedangkan orang Indonesia lebih peduli dengan lingkungan kerja yang lebih nyaman atau menyenangkan. Selain itu, pekerja Indonesia mengklaim bahwa Jerman lebih tertib dan disiplin.

Jika perbedaan-perbedaan ini tidak diselesaikan secara efektif, hal ini tentu dapat menyebabkan kesalahpahaman, yang dapat berujung pada konflik. Orang Jerman berkomunikasi lebih jujur dan terus terang daripada orang Indonesia, yang memiliki pengekspresian tidak langsung yang terkadang dapat disalah artikan oleh orang Jerman sebagai ketidaktulusan.

Memberikan pujian untuk kolega atau atasan adalah hal yang wajar bagi orang Indonesia, tetapi menurut orang Jerman hal itu dapat membuat mereka kewalahan dalam menyikapinya. Maka dapat dimengerti mengapa orang Indonesia menganggap orang Jerman kurang ramah dan agak sulit untuk diajak berbicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun