Mohon tunggu...
Onemayra Zafira Nurasnita
Onemayra Zafira Nurasnita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Saya adalah mahasiswa jurusan Ilmu Hubungan Internasional yang ingin mengasah keterampilan menulis saya pada artikel ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kerjasama Bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan Melalui Working Level Task Force Meeting (WLTFM)

9 Oktober 2022   10:15 Diperbarui: 9 Oktober 2022   10:19 2602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Karena hubungan yang muncul ketika negara-negara bekerja bersama untuk mencapai atau melindungi kepentingan nasional mereka yang sama, gagasan kepentingan nasional itu sendiri adalah dasar hubungan internasional. Setiap negara memiliki hak untuk menjalankan  ini. Kepentingan nasional yang khas meliputi elemen-elemen berikut:

  • Kepentingan Pertahanan: Perlindungan sebuah Negara atau Bangsa dan warga negaranya dari ancaman eksternal dari negara lain atau dari berbagai jenis tantangan terhadap struktur pemerintahan suatu negara tersebut.

  • Kepentingan Tatanan Dunia: Keamanan sistem politik dan ekonomi global yang memberi negara rasa aman dan memungkinkan orang, perdagangan mereka, dan urusan mereka untuk hidup berdampingan secara damai melintasi batas negara.

  • Kepentingan Ideologis: Pelestarian dan pemeliharaan seperangkat prinsip yang dimiliki dan dianggap penting oleh semua individu dalam negara-bangsa.

  • Kepentingan Ekonomi: Meningkatkan hubungan kesejahteraan serta stabilitas  ekonomi sebuah negara atau bangsa dengan negara-negara lain.

Analisis kebijakan luar negeri berfokus pada kepentingan dan tujuan nasional suatu negara, pilihan kebijakan yang dapat digunakan, dan mempertimbangkan pro dan kontra dari banyak pilihan yang telah tersedia. Misalnya kerjasama bilateral Indonesia-Korea Selatan di bidang keuangan, investasi dan perdagangan. Sejak terjalinnya hubungan bilateral pada tahun 1966, Korea dan Indonesia telah melakukan berbagai macam upaya untuk memperkuat kerjasama dalam skala bilateral, regional dan juga internasional. Kuatnya perkembangan politik dan ekonomi kedua negara, yang menciptakan potensi kerjasama di berbagai bidang, tidak lepas dari perkembangan hubungan bilateral. Joint Task Force on Economic Cooperation (JTF-EC) Indonesia-Korea dibentuk untuk menjalin hubungan kerjasama yang akan menguntungkan kedua belah pihak. memajukan kerjasama ekonomi dan Penanaman Modal Asing. Wakil Presiden RI Yusuf Kalla pun meluncurkan kerjasama ekonomi JTF-EC pada 30 April -- 1 Mei 2007 di Jakarta.

 Joint Task Force on Economic Cooperation (JTFEC), kemudian berganti nama menjadi Working Level Task Force Meeting  (WLTFM), didirikan pada tahun 2007 sebagai hasil kerjasama ekonomi, perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Korea Selatan.  Kedua negara bertemu secara rutin untuk membahas kesinambungan kerja sama ini. Biasanya, kelompok kerja akan berpartisipasi dalam setiap pertemuan yang digelar. Oleh karena itu, jika ada proyek baru akan diajukan ke kelompok kerja di bidang keahlian yang menjadi fokus proyek tersebut. Dapat dipahami bahwa Forum WLTFM telah mengadakan 5 kali pertemuan selama 2011-2015.

Sembilan rencana utama kerja sama ekonomi utama ditetapkan pada 25 September 2013 di Seoul, Korea Selatan sebagai bagian dari implementasi WLTFM itu sendiri. Rencana-rencana ini telah dikembangkan di antara lainnya oleh; bidang Perdagangan dan Investasi,  bidang Industri, bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, bidang Konstruksi dan Infrastruktur, bidang Kerjasama Lingkungan, bidang Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, bidang Pertahanan, bidang Keuangan Pembangunan, dan pada bidang Green Car.

Karena Indonesia dan Korea Selatan telah menjalin hubungan ekonomi, perdagangan dan investasi, kedua negara tentunya berharap kepentingan nasional mereka dapat terwujud. Selama bertahun-tahun kami telah menjalin kerja sama dan memperluas kerjasama kami dalam bentuk yang lebih strategis, akhirnya membuahkan hasil. Diketahui bahwa Forum Working Level Working Groups (WLTFM) dapat mempengaruhi perekonomian kedua negara, khususnya Indonesia.

Sejak kerjasama tersebut, perekonomian Indonesia telah meningkat secara signifikan. Statistik menunjukkan, volume perdagangan Indonesia-Korea Selatan tertinggi pada 2011-2015, dengan ekspor mencapai 16,4 miliar dolar AS dan impor mencapai 13 miliar dolar AS. Meskipun demikian, masyarakat Korea telah secara signifikan mendorong perekonomian Indonesia. Investor dari negara ginseng ini sangat ingin berinvestasi di Indonesia karena statistik menunjukkan bahwa kerjasama ini membuahkan hasil yang menguntungkan. Data tersebut menunjukkan bahwa nilai investasi Korea Selatan di Indonesia terus tumbuh, terutama pada tahun 2013. Investasi Korea Selatan mencapai US$2,2 miliar pada tahun itu, dan 807 proyek telah diselesaikan.. Tahun 2015 merupakan tahun dimana proyek investasi yang diberikan oleh Korea Selatan meningkat hampir 50% dari tahun sebelumnya.

Baik Korea Selatan maupun Indonesia, memiliki pesonanya masing-masing. Merujuk pada Indonesia, Indonesia memiliki pasar yang besar, tenaga kerja terampil, dan sumber daya alam yang melimpah. Sehingga Indonesia yang tertarik dengan pembangunan ekonomi dapat memberikan nilai tambah untuk menarik teman atau kerabat yang diajak bekerjasama dengan Indonesia. Pada saat yang sama, Korea Selatan terkenal dengan teknologi, elektronik, dan budayanya yang unik, dihargai oleh banyak negara dan memiliki modal yang kuat.  Karena daya tariknya, Korea menjadi prioritas kerja sama Indonesia. Dengan terbentuknya kerjasama yang dinilai sangat menguntungkan ini, baik Indonesia maupun Korea Selatan dapat mencapai tujuan mereka sendiri dan melayani kepentingan nasional sebuah negara yang tentunya tidak dapat dicapai oleh masing-masing negara saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun