Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Makna Kain Batik Bagi Burhan

3 Oktober 2020   11:57 Diperbarui: 3 Oktober 2020   12:31 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://1.bp.blogspot.com

Burhan tinggal di sebuah dusun yang letaknya berada di kaki gunung. Sebuah jalan penghubung antara dusun Burhan dengan tempat wisata arum jeram menjadikan suasana tidak sesepi dulu kala. Dimana saat itu hutan masih meneduhkan pandangan. Hawanya sejuk dan berkabut.

Kini, setelah pemerintah daerah setempat membuka tempat wisata arum jeram, dusun Burhan berubah menjadi sebuah wilayah yang mulai berdiri berbagai bentuk vila, penginapan, serta cafe-cafe kecil di sepanjang ruas jalan.

Memang perubahan itu penting. Seperti dongeng ibu saat menidurkan Burhan kecil di kamar yang diterangi lampu teplok (lampu api bersumbu dengan minyak tanah).

"Suatu hari nanti, saat kamu besar, dusun ini akan diterangi listrik Le" (panggilan sayang untuk anak laki-laki di Jawa).

"Listrik itu terang ya bu?" celoteh Burhan kecil pada Ibunya.

"Tidak hanya terang, nanti kamu bisa lihat televisi seperti di Kecamatan kemarin" jelas Ibunya sambil mengelus-elus kepala Burhan kecil.

"Oh ya, film tentara-tentara itu ya bu?" ingatan Burhan kecil seperti diputar oleh kata-kata Ibunya. Saat itu Burhan kecil diajak nonton film G30S/PKI oleh ayahnya. Berbekal singkong rebus dan kopi dalam termos, keduanya nonton televisi yang hanya ada di kecamatan saat itu.

Kini, saat Burhan telah dewasa dan berkeluarga dongeng masa kecilnya tak lagi dituturkan pada anak-anaknya. Mungkin istrinya telah mendongengkan berbagai kisah yang lebih menarik dibanding dongeng ibunya dulu. Namun, tidak demikian tentang kisah kain batik yang tetap utuh di lemari Burhan. Kain batik pemberian ibunya itu tersimpan rapi di lemari. Ada semacam kapur barus untuk tetap membuat wangi bau kain batik itu.

Kain batik yang pernah menjadi kain gendongan saat Burhan kecil. Jadi kain batik itu benar-benar keramat dan barang lawas yang diturunkan ibu kepada anaknya. Bahkan saking keramatnya kain batik itu pernah menjadi satu-satunya obat penurun panas saat Burhan kecil demam. Kok bisa? ya, ibu Burhan percaya bahwa kain batik mendinginkan. Tubuh kecil yang demam akan segera dingin saat berselimut kain batik. Selain itu, kain batik ini adalah warisan budaya di dusun tempat Burhan lahir. 

"Yah, ini kain batik dari nenek ya?" tanya si Sulung saat membuka lemari Burhan.

"Betul, nanti kalau kamu besar rawatlah kain batik nenek. Kain itu penuh keramat Le" jelas Burhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun