Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sawang Sinawang

28 Mei 2020   18:11 Diperbarui: 28 Mei 2020   18:09 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://i.pinimg.com

Begitu pula dengan Bu Sriatun, seorang ibu yang kini menjanda dan telah memasuki usia 65 tahun. Bu Sriatun melihat Arini sebagai calon menantu untuk anaknya yang kini baru saja lulus dari Akademi Kepolisian. Apalagi Bu Sriatun juga mengenal baik Bu Wiwik sebagai ibunya Arini. 

Kedua janda tersebut dipertemukan dalam asrama kepolisian sekitar 25 tahun yang lalu, semasa suami mereka masih berdinas di Kepolisian. Apakah Bu Wiwik menginginkan mantu seorang Polisi sebagaimana almarhum suaminya? Kau pasti bisa menebak bagaimana figur yang diinginkan bagi "calon suami" Arini. Kau menjawab "setuju punya mantu Polisi?"

Baiklah. Arini tidak mau punya suami seorang polisi. Bu Wiwik tentu seringkali menanyakan alasannya. Begitu pula pada akhirnya Bu Wiwik menyerahkan sepenuhnya kepada Arini, seperti apa pilihannya. "Aku itu bu, yang penting dia sudah bekerja, tapi tidak untuk Polisi" demikian jawaban Arini saat ibunya bertanya kembali soal jodoh. 

Setiap kali pulang lebaran, dua kakak Arini, yaitu Mas Yudha dan Mbak Siska sudah menggendong anak. Kedua kakanya tinggal diluar Kota Blitar. Mas Yudha di Surabaya, sedangkan Mbak Siska di Solo. Maka, pantaslah jika selama ini Arini terlihat sendirian perlu ditanyai perihal jodoh.

"Apa kamu mau saya kenalkan dengan teman mas?" tawar Mas Yudha saat lebaran tahun kemarin. Saat itu Arini menerima tawaran. Namun entah mengapa Arini memutuskan. Begitu pula dengan kenalan-kenalan dari kakak ipar, semuanya kandas. Tak ada yang masuk dalam pilihan Arini. 

Hal ini membuat Bu Wiwik terbebani pikiran. "Rin, usahakan ibu bisa melihat mantu dan anakmu, ibu semakin tua" sebuah permintaan berat bagi Arini yang belum menentukan siapa pasangan hidupnya. Apalagi permintaan ini datang dari ibunya yang semakin renta.

SETAHUN BERIKUTNYA

"Bu Arini diterima sebagai pegawai honorer di Dinas Perhubungan, lumayan untuk pengalaman, ibu setuju nggak?" kabar Arini melalui handphone kepada ibunya. Sementara di ujung telepon, sang ibu menitikkan air mata. Ia bersyukur anak bungsunya telah bekerja, tapi dari hati yang terdalam, sebenarnya sang ibu berharap Arini segera mendapatkan pendamping hidup. 

Bukan tergesa-gesa, tapi mendengar suara handphone saja sudah tidak jelas, apalagi membaca pesan SMS atau Whatsapp, sangat kabur. Ia sadar betul, usia semakin senja.

BULAN KEEMPAT TAHUN 2020

Kondisi Kota Malang sedang dirundung pandemi covid-19, sama seperti kota lainnya di Jawa Timur. Perlu tindakan dan kebijakan dari pemerintah dalam mengendalikan penyebaran virus covid-19, salah satunya ancang-ancang untuk penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB. Arini terlibat dalam pembahasan kebijakan PSBB. Meskipun ia pegawai honorer, tapi nantinya jika PSBB diterapkan tak ayal dirinya akan bertugas penuh di lapangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun